VIVAnews – Penghentian sementara perdagangan saham (suspensi) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan berlanjut. Otoritas bursa masih mengkaji penyebab keterpurukan pasar selama beberapa hari terakhir.
"Kelihatannya Kamis 9 Oktober BEI masih tutup," kata Menteri Negara Sofyan Djalil, usai rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta, Rabu, 8 Oktober, malam.
Penutupan sementara perdagangan saham di bursa akibat menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menurut Sofyan, adalah langkah yang wajar. Sebab, sudah sesuai dengan standard operasional prosedure (SOP) yang penurunannya melebihi 10 persen.
Hal itu, lanjut Sofyan, juga dilakukan di negara-negara lain seperti di Arab Saudi. Penutupan itu dilakukan untuk mencegah terjadinya situasi yang semakin keruh."Kita akan lakukan investigasi dalam masalah ini," imbuhnya.
Di tempat terpisah, Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito mengatakan, otoritas akan melihat akar persoalan sebelum memutuskan untuk mencabut suspensi perdagangan saham di bursa.
“Kalau akar masalahnya belum ditemukan, suspensi akan tetap dilanjutkan,” tegas dia.
Selain karena sentimen global, penurunan indeks juga diperkirakan karena short selling. Namun, Eddy mengakui hal itu sulit dikontrol seberapa besar jumlahnya dan pengaruhnya terhadap perdagangan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Amcapital Indonesia Mustofa juga berpendapat senada. “Suspensi sebaiknya diteruskan hingga beberapa hari sampai investor memahami kondisi sebenarnya,” lanjut dia.
Menurut dia, kejatuhan bursa juga akibat jual paksa (forced selling) dalam transaksi margin. Di dalam negeri, forced selling terparah terjadi sejak dua hingga tiga pekan lalu.
“Investor yang panik dan tidak bertransaksi margin ikut menjual sahamnya,” tegas dia.
Dia menjelaskan, forced selling sebenarnya sudah berlangsung sejak awal 2008, karena dana asing di dalam negeri sudah mulai ditarik ke negara asal.
Kemarin, BEI melakukan suspensi seluruh perdagangan saham pada pukul 11.06 WIB karena IHSG merosot tajam sebesar 168,052 poin atau 10,38 persen menjadi 1.451,669, mengikuti tren penurunan bursa global akibat krisis keuangan AS.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul Alawiyyin Bahar bin Smith mengaku telah lapang dada menerima kemenangan Paslon 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebaga
Ernando menjadi sorotan lantaran dia joget di depan Lee Kang Hee. Dia pun meminta maaf atas hal tersebut dan menjelaskan tidak ada niatan untuk mengejek Korea Selatan.
Bingung mau upgrade ke HyperOS atau tidak? Artikel ini membahas 10 alasan penting yang perlu Anda baca sebelum memutuskan. Temukan kelebihan dan kekurangan HyperOS.
Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung
Jatim
30 menit lalu
Menurut Fitriyah, pihaknya melakuakan jemput bola langsung turun ke desa-desa sebagai upaya mempermudah melayani masyarakat. Sekaligus mencapai target UHC 95 persen,
Selengkapnya
Isu Terkini