Batik Pekalongan dari Nasi Aking

VIVAnews - Melihat lukisan dengan menggunakan media kanvas minyak sudah hal yang biasa. Bagaimana jika menggunakan nasi aking atau basi?

Catat! Inilah 5 Bulan Terbaik untuk Menikah Menurut Islam

Di Pekalongan, Jawa Tengah, salah seorang pelukis pinggiran yang tinggal tempat kumuh dan gang sempit mampu merubah nasi aking atau nasi basi menjadi uang puluhan juta rupiah.

Diding, tinggal di kawasan kumuh di Jalan Tondano Kecamatan Pekalongan Timur, Pekalongan, Jawa Tengah. Selama ini, nasi aking menjadi simbol kemiskinan masyarakat Indonesia. Tetapi, lewat tangan dingin Diding, nasi aking berubah menjadi lukisan yang indah dan sedap dipandang dan tidak kalah dengan lukisan kanvas.

Melukis sudah di tekuni Diding sejak tahun 1969. Jatuh bangunnya hidup dengan mengandalkan lukisan membuatnya harus tinggal di tempat kumuh dan gang sempit.

Hal ini karena telah banyak lahir pelukis dan seniman yang muda dan kreatif. "Hobi saya memang melukis, dan menjadi tempat mencari nafkah menghidupi keluarga," ujar Diding.

Diding menuturkan, tahun 2007, dia mulai membuat lukisan batik dengan menggunakan nasi aking atau nasi basi. Semua itu berawal dari dia melihat banyaknya nasi basi dibuang begitu saja atau dijemur dan dimasak kembali oleh masyarakat Pekalongan.

Saat itu dia hanya iseng saja mengambil nasi aking dan kain lalu membuat sketsa. Warga yang melihat dirinya melukis dengan menggunakan nasi aking mengatakan  dirinya sudah gila. "Waktu itu untuk makan susah, nasi aking itu biasanya dijemur untuk kembali dimasak," Diding mengisahkan.

Begitu melihat hasilnya yang cukup baik dan lumayan, Diding tiap hari mengambil nasi basi untuk dijadikan media. Untuk memasarkan lukisannya, Diding menjualnya dengan cara berkeliling. Hingga salah seorang  kolektor lukisan melihat lukisannya. Awalnya dia hanya menjual lukisannya dengan harga Rp 2 juta saja. Sekarang lukisan nasi akingnya bisa laku terjual dari Rp 10 juta hingga Rp 20 juta.

Sayang, keberhasilan Diding merubah nasi aking menjadi uang puluhan juta rupiah, justru tidak mendapatkan respon dari Pemerintah Kotamadya Pekalongan.

Beberapa kali dia ditolak saat ingin mengikuti pameran tingkat nasional. Padahal, harapan Diding ingin memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia, hidup dalam keterpurukan pun tidak membuat harus kehilangan semangat dalam berkarya.

Laporan: Atika Pujianto l ANTV-Pekalongan

Gelandang Timnas Indonesia U-23, Marselino Ferdinan

Timnas Indonesia U-23 Dapat Kabar Baik Jelang Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia U-23 dapat kabar baik jelang pertandingan melawan Korea Selatan pada babak 8 besar Piala Asia U-23 2024. Duel ini akan berlangsung di Stadion Abdullah.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024