Sigit Pramono

2009, Likuiditas Masih Mengancam

VIVAnews - Tahun 2009 sudah menjelang. Namun, ancaman krisis perbankan belum menghilang. Bank-bank masih dihantui persoalan keketatan likuiditas seperti dialami pada 2008. Bank Century menjadi satu korban ketatnya likuiditas tahun ini.

Bagaimana dengan proyeksi 2009. Apakah kondisi perbankan masih gawat? Untuk mengetahui lebih mendalam, VIVAnews mewawancarai Ketua Perhimpunan Bank-Bank Swasta (Perbanas), Sigit Pramono melalui sambungan telepon pada Selasa, 30 Desember 2008. Sigit yang sedang berlibur di luar kota tidak melepaskan pemantauannya terhadap perbankan di Tanah Air. Berikut petikannya:


Bagaimana tantangan perbankan yang dihadapi 2009?

Masalah likuiditas valas dan rupiah masih akan menjadi hambatan perbankan pada tahun depan. Kondisi likuiditas rupiah justru lebih tidak harmonis antara bank yang berlebihan likuiditas dan kekurangan likuiditas. Masih ada problem besar soal aliran dana antar bank yang tersumbat. Ini bukan masalah antar bank negara dengan bank swasta, atau bank kecil dan bank besar. Sebab, masing-masing bank memiliki nasabah sendiri-sendiri. Namun, yang jelas ada situasi dimana sejumlah bank besar memiliki kelebihan dana dalam jumlah besar.

Indikasinya apa?

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Itu terlihat pada lonjakan dana pihak ketiga dari September ke Oktober sebesar Rp 75 triliun. Pada September, dana pihak ketiga masih Rp 1.603 triliun, namun pada Oktober melonjak jadi Rp 1.678 triliun. Ironisnya, kenaikan dana tersebut terkonsentrasi hanya pada sejumlah bank besar. Kebetulan kenaikan itu memang terjadi karena pencairan dana pembangunan dari pemerintah.


Apakah kasus Bank Century yang modalnya jeblok masih akan berulang?

Kalau itu saya tidak tahu persis. Namun, kita harus waspada dan memonitor secara ketat. Sebab, sebelum ada krisis sebesar sudah ada bank yang menghadapi masalah, namun tidak muncul. Ketika terjadi krisis, bank itu mulai kelihatan.

Berapa banyak bank yang harus diwaspadai?

Memang masih ada beberapa bank perlu dimonitor. Bank itu memiliki rasio cukupnya modal (CAR) di bawah 12 persen, serta bank yang memiliki rasio kredit bermasalah (NPL) di atas 5 persen. Padahal rata-rata NPL perbankan secara keseluruhan 4 persen. Jumlahnya sekitar 19 - 20 bank. Namun, saya ingatkan bukan berarti bank itu bermasalah. Kita harus mewaspadai mumpung belum terjadi.

Apakah itu pertanda kondisi perbankan masih gawat?

Sebetulnya terlepas dari masih ada sejumlah kalangan yang belum sepakat, jaminan pinjaman antar bank harus segera diberikan. Bank yang kelebihan likuiditas tidak perlu ragu lagi memberikan pinjaman ke bank-bank yang kekurangan likuiditas.

Apakah BI sudah memperketat pengawasannya guna memonitor bank-bank tersebut?


Sebenarnya, pengawasan BI sudah jauh lebih baik dibandingkan 10 tahun lalu. Namun, BI memang perlu memperketat lagi pengawasannya dengan melihat CAMEL (capital, asset, management, earning, likuidity). Jadi, bagaimana bank tersebut dilihat dari sisi modal, aset, manajemen, kinerja dan kondisi likuiditasnya. BI harus tegas menindak pemilik bank yang tidak bersedia menambah modal.

Bagaimana dengan soal kredit bermasalah?

Kredit bermasalah termasuk yang menjadi ancaman pada 2009. Akibat kasus Indover saja, kredit dari sejumlah bank yang tersangkut di Indover menjadi macet. Ancaman lainnya berasal dari para eksportir yang kehilangan pesanan dari pembeli luar negeri. Kredit kepada para eksportir tersebut terancam bermasalah sehingga rasio pinjaman bermasalah (NPL) bank bisa meningkat.

Tanda-tanda NPL melonjak sudah terlihat?

Data Desember memang belum ada. Namun, tanda-tanda NPL naik pada akhir Desember sudah mulai terlihat khususnya karena kasus Indover.

Menghadapi situasi tersebut, apa yang harus dilakukan perbankan pada 2009?

Tentu saja selain harus hati-hati, perbankan harus selektif memilih sektor mana yang memiliki risiko lebih baik atau memilih nasabah yang bagus.

Bagaimana soal pertumbuhan kredit 2009?

Kalau pertumbuhan kredit untuk menunjang pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 4,5 - 5 persen, kredit perbankan masih bisa tumbuh 18 - 20 persen. Itu mengacu pada data beberapa tahun belakangan ini.

VIVA Militer: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Dalam penemuan itu, mereka mengklaim bahwa negara Ukraina telah membayar “sejumlah besar dana” kepada para pelaku.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024