VIVAnews - Sekitar 300 Massa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Untuk Palestina menggelar aksi didepan kantor Radio Republik Indonesia Mataram pukul 09.00 WITA.
Massa yang bergerak dari Arena Budaya membagikan selebaran yang berisi kecaman terhadap Israel dan menyebut Israel sebagai penjahat dunia.
Dalam orasinya mahasiswa meminta pemerintah Indonesia ikut andil membantu umat Islam Palestina yang menjadi korban agresi militer Israel. Demonstrasi serupa juga dilakukan didepan kantor Gubernur NTB.
Berbeda dengan di RRI, massa yang mengatasnamakan diri sebagai Keluarga Indonesia Anti Israel ini membakar bendera dan foto pemimpin Israel.
Mereka meminta pemerintah Indonesia ikut mengirim pasukan untuk membantu rakyat palestina di jalur Gaza. "Israel harus hengkang dari wilayah palestina, ini perbuatan terkutuk dan sangat biadab," ujar Kordinator aksi Wendi, pada Selasa 30 Desember 2008.
Tidak hanya orasi, massa juga menyebarkan selebaran yang berbau kecaman terhadap Israel. Mereka berharap agar serangan Israel tidak berlangsung lama sehingga tidak menambah penderitaan warga Palestina di jalur Gaza.
Mereka menilai apa yang dilakukan Israel adalah perbuatan terkejam selama abad 21 ini. Agresi militer itu telah membuat ratusan rakyat palestina menjadi korban ironisnya korbannya terdiri dari wanita dan anak-anak.
Banyaknya massa memaksa petugas kepolisian dari polres Mataram terpaksa mengerahkan pasukannya. Demonstrasi massa tersebut juga sempat mengganggu aktivitas warga Mataram. Pemerintah NTB diminta menurunkan bendera setengah tiang sebagai tanda berduka atas kejadian itu.
Laporan: Edy Gustan | Mataram
Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024
Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.
