Golkar Ingin Koalisi Usai Pemilu Legislatif

VIVAnews - Koalisi semestinya tidak menekankan kepentingan sesaat dan segelintir kelompok tertentu. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Firman Soebagio mengatakan koalisi yang ada saat ini cenderung merupakan koalisi gelap di tengah jalan.

"Artinya, pada awal koalisi tidak mendukung Pemerintah. Namun, karena kalah di Pemilu (pemilihan umum), koalisi malah membalik dan mendukung Pemerintah. Koalisi seperti ini banyak," kata Firman dalam diskusi empat partai politik bertajuk 'Menggagas Koalisi Prapemilu' di Jakarta, Selasa 30 Desember 2008. Koalisi seperti itu, menurut dia, bersifat pragmatis dan hanya berbicara di tataran kelompok saja.

Bagi Golkar, sambungnya, idealnya koalisi dibangun setelah pemilu legislatif karena pada saat itu peta kekuatan masing-masing partai politik sudah terlihat. "Koalisi yang dibutuhkan minimal dengan dukungan 50 persen plus satu sehingga jika Pemerintah mengeluarkan kebijakan, tidak ada tarik menarik di parlemen," sambungnya.

Meski demikian, kata dia, pertemuan empat partai politik yakni Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai kebangkitan Bangsa itu merupakan embrio terciptanya koalisi yang sehat.

3.37 Mln Hectares Palm Plantation Inside Forest Area, KLHK Identifies
Catherine Wilson

Catherine Wilson Tuntut Nafkah Rp100 Juta Per Bulan, Idham Masse Ungkap Hal Mengejutkan

Kata Catherine Wilson, suaminya sempat janji untuk menafkahinya Rp100 juta per bulan. Hal tersebut sudah tertuang di perjanjian pranikah Idham Masse dan Chatherine

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024