Mengenal Penyakit Kawasaki

VIVAnews - Anak aktor John Travolta dan Kelly Preston, Jett Travolta tewas di usia 16 tahun. Serangan jantung mengambil nyawanya. Namun sejarah kesehatan Jett mengungkap, sejak kecil Ia mengidap penyakit Kawasaki.

Penyakit mematikan yang ditemukan Dr Tomisaki Kawasaki di jepang, 1967 silam. Namanya pun diambil dari nama sang penemu. Di Indonesia, kasus Kawasaki ditemukan 1996 bahkan sebelumnya.

Kawaski biasanya menyerang balita. Lebih banyak laki-laki, ketimbang perempuan.Walaupun tidak menular, Kawasaki perlu jadi perhatian khusus. Sebabnya jika terlambat didiagnosis dapat menyerang pembuluh darah jantung. Akhirnya memicu penyakit jantung koroner pada usia muda. Seperti yang dialami Jett.

Penyebabnya diduga kuat dari yang infeksi yang berfek pada gangguan sistem kekebalan tubuh. Dunia medis belum dapat memastikannya.

Gejala
Gejala awal demam tinggi mencapai 41 derajat Celcius. Suhu tubuh fluktuatif selama lebih dari 3 hari. Jika demam tidak diobati, bisa terus berlangsung hingga 4 minggu. Antibiotik pun tak mampu menghilangkan demam.

Bercak merah biasanya muncul 2 sampai 3 hari setelah demam. Mata, lidah, dan bibi memerah. Biasanya juga terjadi pembengkakan kelenjar getah bening hingga kadang mirip penyakit gondong.

Selain itu nyeri pada persendian juga kerap dikeluhkan penderita. Pengelupasan kulit di ujung jari tangan dan kaki, juga cekungan berupa garis melintang pada kuku kaki dan tangan juga perlu diwaspadai.

Komplikasi ke jantung biasanya terjadi hari ke 7 atau 8 sejak demam dimulai. Diawali dengan pelebaran pembuluh, lalu terjadi penyempitan bagian dalam, atau saumbatan. Aliran darah dari otot ke jantung jadi terganggu. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan otot jantung.

Penderita Kawasaki harus mendapat perawatan dan pengawasan dokter ahli jantung anak. Karena dikhawatirkan terjadi komplikasi jantung.

Pengobatan

Karena penyebab penyakit Kawasaki belum ditemukan, pencegahannya pun belum dapat dipastikan.

Namun untuk meredakan gejala Kawasaki, Imunoglobulin bisa jadi opsi. Obat dari plasma donor darah ini mampu menekan risiko kerusakan jantung. Penderita Kawasaki membutuhkan 2 gram per kilogram berat badannya. Harga 1 gram Imunoglobulin sekitar Rp 1 juta. Jika pengobatan intensif tidak berhasil, operasi pintas koroner bahkan transplantasi jantung adalah alternatif solusi lain.

Kematian dapat terjadi pada penerita yang terlambat mendapat penanganan. Puncaknya terjadi pada 15 hingga 45 hari setelah demam dimulai.

Namun waspadalah. Kematian mendadak dapat terjadi bertahun-tahun setelah fase akut. Kawasaki dapat merusak katup jantung yang menimbulkan kematian mendadak beberapa tahun kemudian.

Seperti yang dialami Jett Travolta. Ia masuk rumah sakit di usia 15 bulan. Divonis mengidap Kawasaki, Jett terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat, akibat aliran darah koroner yang terganggu. Ia lalu meninggal akibat kerusakan jantung.

Sayangnya, pemeriksaan laboratorium untuk penyakit ini tidak ada yang khas. Sebagai alternatif, pemeriksaan jantung menjadi hal yang sangat penting. Termasuk EKG dan ekokardiografi (USG jantung). Untuk kasus Kawasaki yang berat, ultrafast CT scan, MRA (Magnetic Resonance Angiography) maupun kateterisasi jantung diperlukan.

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim
Gunung Marapi, Sumbar.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Aktivitas Gunung Marapi, di Sumatera Barat, kembali meningkat setelah sempat mereda. Pada Jumat, 29 Maret 2024 pukul 19.39 WIB. Bandara juga ikut terganggu akibat erupsi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024