VIVAnews - Bank Indonesia kembali akan melakukan beberapa relaksasi moneter guna menunjang pertumbuhan sektor riil. Rencananya, kebijakan baru ini akan segera diumumkan.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan Menko Perekonomian Edy Putra Irawady, kebijakan BI terkait keleluasaan perbankan dalam mendukung sektor riil. "Akan diumumkan sekitar 12 Januari," kata dia usai bertemu dengan pengurus baru Kamar Dagang dan Industri Indonesia yang membahas mengenai stimulus fiskal sektor riil, di Jakarta, Selasa malam, 6 Januari 2008.
Sebelumnya BI telah melakukan relaksasi aturan perbankan untuk menunjang sektor riil seperti perluasan bentuk agunan.
Mengenai pembiayaan perdagangan, Edy mengatakan, pemerintah sudah bekerja sama dengan Bank Ekspor Indonesia, Asuransi Ekspor Indonesia, dan juga keluarnya aturan rediskonto. Sedangkan aturan baru yang belum dikeluarkan adalah kredit pelaku usaha di daerah oleh perbankan daerah.
Terkait insentif fiskal bagi sektor riil, pemerintah akan mengkaji kembali sektor usaha mana yang akan mendapat stimulus di luar 31 sektor usaha. Ini bertujuan agar dapat terbagi rata, dengan tujuan meningkatkan daya beli, daya saing, dan pengentasan pengangguran.
Pemerintah akan menunggu usulan dari pelaku usaha paling lama pekan depan. "Baik itu yang sifatnya stimulus, pengamanan pasar dan trade financing," tuturnya.
Beberapa contoh usulan, seperti di sektor perumahan meminta masalah uang muka perumahan rakyat diselesaikan. Industri tekstil misalnya tidak hanya meminta stimulus bahan baku saja, namun juga hal-hal yang lebih kongkrit. Industri tekstil meminta agar transaksi tekstil di dalam negeri dilakukan dalam mata uang rupiah. "Dari industri baja, meminta agar stimulus tidak hanya berupa bahan baku," katanya.
Semua Orang Bisa Beli Fortuner, Cicilannya Rp3 Jutaan
Punya mobil Fortuner pasti idaman setiap orang. Kendaraan ini bisa jadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin menjelajah berbagai medan, baik di perkotaan.
