Kisah dari Pembaca

Tahun Baru di Havana Kuba

VIVAnews - Dimanapun, di segala sudut sudut dunia, tanggal 1 Januari 2009 ini merupakan hari raya bersama, yang bersifat internasional. Khusus untuk rakyat Kuba tanggal 1 Januari ini bukan saja sebagai peringatan Tahun Baru , tapi juga merupakan hari kemenangan revolusinya dibawah pimpinan Fidel Castro Ruz yang ke 50 kalinya.

Dalam rangka menyongsong kedatangan Tahun Baru 2009 ini masyarakat Indonesia di Havana kembali berkumpul di Wisma Duta tanggal 31 Desember malam, menunggu jam 12 tengah malam yang merupakan titik akhir tahun 2008 dan titik awal tahun 2009. Sebagaimana peringatan hari Natal yang baru saja lalu hadir pada malam ini Pak Yan, Dubes Malaysia dengan beberapa stafnya.

Acara dimulai dengan makan bersama dan kemudian sambil menunggu tengah malam para hadirin memilih berkaraoke dan berdangdut, masing masing memilih lagu lagu kesukaannya.

Sepuluh menit sebelum jam 12 malam oleh ibu-ibu dibagikan pada semua hadirin dua gelas plastik, yang pertama berisi 12 buah anggur dan yang kedua berisi seteguk sampanye. Aturannya, setiap bunyi pukulan jam tengah malam nanti (terdengar dari TV) dimakan satu anggur dan bila sudah termakan semua baru toast dengan sampan sebagai tanda telah memasuki tahun baru dan satu sama lain memberi selamat dan harapan harapan terbaik untuk tahun 2009 ini.

Acara berikutnya meneruskan bergembira ria, berkaraoke dan berdendang yang disponsori oleh Dubes RI di Havana Bapak Raja Manik. Beliau memang memiliki suara dan irama yang merdu dan bagus. Tak kalah Pak Yan dan kedua stafnya yang sangat bersahabat dengan kami warga Indonesia juga menyumbangkan nyanyian-nyanyian Malaysia.

Dibalik  semua gembira ria itu bukan berarti kita melalaikan tugas-tugas dan problem problem kita, yang ditambah lagi dengan krisis ekonomi dunia saat ini. Kita berdoa dan berharap agar dampak krisis ekonomi itu tidak terlalu parah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pengaruhnya telah dirasakan dalam meningkatnya kemiskinan dan bertambahnya pengangguran.

Perlu kita ingatkan pada tahun 2006, yaitu sebelum krisis ekonomi dunia, jumlah penduduk miskin di Indonesia, dengan menggunakan indek garis kemiskinan bagi mereka yang pendapatannya 2 dollar AS kebawah setiap hari, sebanyak 110 juta orang, atau hampir setengah penduduk kita dalam kategori miskin. (Making the New Indonesia Work for the Poor, Indopov- World Bank, Nov.2006). Padahal kita sudah lebih dari 60 tahun merdeka.

Menjelang tahun 2009 ini kita yang tingal di Kuba di satu pihak sangat prihatin, dan di pihak lain sangat kagum pada rakyat Kuba dan para pemimpinnya. Tahun yang baru lalu Kuba dilanda oleh tiga pukulan besar bencana alam, yaitu badai Gustav, Ike dan kemudian Paloma, yang akibatnya sangat merugikan bagi perkembangan ekonominya.

Bisa dibayangkan, lebih dari setengah juta rumah penduduk rusak, hasil - hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan ludes. Kerugian total ditaksir hampir sepuluh milyar dollar AS. Kuba, satu - satunya negeri di dunia yang telah diembargo secara ekonomi dan perdagangan selama hampir setengah abad oleh AS.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Sekarang ditambah dengan adanya krisis ekonomi dunia, antara lain dengan menurunnya harga nikel dan gula yang merupakan produk ekspor Kuba di pasaran dunia. Akibat dari itu semua perkembangan ekonomi Kuba yang direncanakan mencapai 8 persen pada tahun lalu turun menjadi 4,3 persen.

Keajaibannya, dalam keadaan yang sulit itu Kuba masih berhasil menurunkan angka kematian bayi (setiap 1000 kelahiran) dari 37 pada tahun 1960 menjadi 4,7 pada tahun 2008. Bandingkan angka ini dengan Kanada (5), AS (6), México (29), Argentina (14), Haiti (60), Brasil (19), Colombia (17). (Data UNICEF, 2008).

Dalam rangka mengatasi kesulitan tahun 2009 ini, dalam pidatonya di sidang parlemen (Poder Popular) baru-baru ini Raul Castro mengajak rakyat Kuba bekerja keras dengan efisiensi yang tinggi, berdisiplin dan menjadikan kerja sebagai kebutuhan hidup yang vital setiap warga. Pendidikan, kesehatan, kebutuhan dan  asistensi sosial tetap menjadi tanggungan negara atau gratis bagi setiap penduduk.

Sebagai penghuni Kuba, kita prihatin akan kesulitan-kesulitan yang menimpa Kuba itu karena kita ikut juga merasakannya. Tapi di lain pihak kita perlu ambil teladan pada niat dan tekad rakyat Kuba dalam mengatasi kesulitannya dengan tanpa mengorbankan prinsip-prinsip nasionalnya dan solidaritas internasionalnya.
    
Dalam tahun 2009 ini kita berharap dan bekerja untuk meningkatkan hubungan dan persahabatan antara pemerintah dan rakyat Indonesia, dengan pemerintah dan rakyat Kuba di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan, sebagaimana yang telah dirintis dan dikembangkan oleh perwakilan RI pada tahun-tahun yang telah kita lewati, terutama pada tahun era reformasi saat ini.
  
Dengan tidak mengabaikan persoalan-persoalan besar yang dihadapi oleh umat manusia seantero jagat, seperti wabah penyakit, kemiskinan, rusaknya lingkungan hidup, krisis ekonomi, krisis makanan, krisis energi dan lainnya lagi, seyogyanya kita tetap beraspirasi yang tinggi untuk tercapainya kebahagiaan manusia, optimis dan berjuang secara ikhlas dan tanpa egois untuk mencapainya .

SELAMAT TAHUN BARU 2009. (Widodo Suwardjo, Havana, 1 Januari 2009)

Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024