Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

Bertabur Bintang di Hanura

VIVAnews - Saat itu Kamis, 21 Desember 2006. Di siang yang cerah di Jakarta, ribuan orang berpakaian serba berwarna kuning kunyit menyemuti ruang Kirana Ballroom, Hotel Kartika Chandra, di Jalan Gatot Subroto. Di luar, tamu-tamu terus berdatangan. Mobil berbaris menuju parkiran. Jalan Gatot Subroto pun macet siang itu.

Di dalam ballroom, mantan Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Purnawirawan Wiranto, telah duduk di sofa barisan paling depan. Di sampingnya duduk beberapa mantan koleganya di tentara, mantan Kepala Staf Angkatan Laut,  Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh; mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal (Purn) Subagyo HS; dan mantan Wakil Panglima ABRI, Jenderal (Purn) Fachrul Razi. Tampak juga sejumlah tokoh sipil seperti mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kwik Kian Gie, dan Fuad Bawazier. Di belakang mereka, ratusan hadirin yang mengenakan jas dan kaos berwarna kuning kunyit sudah tak sabar menunggu acara dimulai.

Pukul 15.30 Waktu Indonesia Barat, tiga orang tamu yang ditunggu tiba: mantan Presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Akbar Tandjung dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Ketiga orang berbatik itu berjalan menuju sofa di barisan paling depan.

"Hidup Gus Dur! Hidup Try! Hidup Akbar!" teriak para hadirin seakan dikomando. Tepuk tangan membahana. Wiranto langsung menyalami ketiga tamu istimewanya. Senyum Wiranto mengembang. Dia pun duduk diapit Abdurrahman Wahid dan Akbar Tandjung, koleganya di Partai Golongan Karya. Sementara massa di belakang semakin tak sabar. Ruangan penuh sesak. Para simpatisan luber sampai ke luar ballroom.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan, acara deklarasi pun dimulai. Adalah artis sekaligus pengacara, Gusti Randa, yang maju ke depan. Gusti Randa membacakan naskah deklarasi. Partai Hati Nurani Rakyat pun resmi dideklarasikan. Wiranto digadang-gadang sebagai calon presidennya.

Hanura, itulah nama yang dipakai sebagai singkatan. Wiranto langsung menjadi Ketua Umumnya. Di jajaran ketua, berjejer Fuad Bawazier, Fachrul Razi, Subagyo HS, Bernard Kent Sondakh, Samuel Koto, Djafar Badjeber, dan lain-lain. Total ada 49 ketua, 6 di antaranya adalah pensiunan bintang empat Tentara Nasional Indonesia dan polisi.

Politisi-politisi sipil yang mengisi jajaran pimpinan partai juga tak kalah kontroversialnya. Fuad Bawazier sebelumnya adalah elit di Partai Amanat Nasional. Djafar Badjeber sebelumnya adalah petinggi Partai Persatuan Pembangunan dan kemudian mendirikan Partai Bintang Reformasi, lalu akhirnya menclok di Hanura. Tak lupa, Aziddin, anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dipecat Partai Demokrat gara-gara dugaan menjadi calo proyek haji, juga ketua di Hanura. Elza Syarief, pengacara Tommy Soeharto, juga tercatat sebagai ketua. Dan isteri Wiranto, Uga Usman, juga salah satu ketua.

Meski nama-nama terkenal bertebaran, Hanura tetap diidentikkan dengan ketua umumnya, Wiranto. Juru bicara Hanura, RJ Soehandoyo, mengakui memang Hanura sangat menonjolkan figur Wiranto. “Figur Wiranto (berkontribusi) 20 persen mendongkrak populernya Hanura,” kata Soehandoyo ketika ditemui VIVAnews di lobi sebuah hotel di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Oktober 2008. “Sisanya baru kerja keras kawan-kawan yang lain,” kata calon anggota DPR dari daerah Pemilihan Riau II itu.

Wiranto memang menonjol di Hanura. Calon presiden dari Partai Golkar dalam Pemilihan Presiden 2004 ini memang ditargetkan untuk kembali bertarung di Pemilihan Presiden 2009. “Ibarat kalau anak itu ya ingin dukung bapaknya," terang Soehandoyo.

Target mendapatkan kursi yang cukup di DPR untuk bisa mencalonkan presiden pun dipasang. Target perolehan kursi partai berlambang tulisan Hanura dengan ujung anak panah melesat menembus warna coklat tanah itu adalah 15 sampai 20 persen. “Supaya nanti bisa bikin koalisi sendiri yang kuat.”

Tokoh-tokoh yang bertaburan di  jajaran pengurus pun disebar menjadi calon legislatif demi meraih kursi yang signifikan. Soehandoyo sendiri maju dari Riau, tempat di mana dia pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi. Isteri Wiranto, Uga Usman, adalah calon legislatif nomor urut 1 dari daerah pemilihan Gorontalo, kampong halamannya. Sang pembaca deklarasi Hanura, Gusti Randa, maju dari daerah pemilihan Sumatera Barat II dengan nomor urut 3. Salah satu ketua Hanura yang juga artis, Anwar Fuady, maju sebagai caleg dari Sumatera Selatan I dengan nomor urut 2. Djafar Badjeber digeber di daerah pemilihan DKI Jakarta III pada nomor urut 1. Sementara Aziddin yang pernah dipecat Partai Demokrat, sekarang maju lagi dari daerah pemilihan Banten II dengan nomor urut 1.

Iklan pun digencarkan. Jauh-jauh hari, sebelum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Komisi Pemilihan Umum memverifikasi partai, Wiranto telah gencar mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Wiranto memasang iklan satu halaman di koran-koran nasional dilengkapi latar belakang partai Hanura. Isinya, Wiranto menuduh Yudhoyono telah ingkar janji dengan menaikkan harga bahan bakar minyak untuk kedua kalinya. Pakar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, lalu menyebut Wiranto sebagai pelopor attacking campaign alias kampanye menyerang.

Iklan-iklan yang gencar ini membuahkan hasil. Survei Indonesian Research and Development Institute (IRDI) pada bulan Juni 2008, mengungkap, Hanura adalah partai baru paling dikenal oleh 2.600 responden di 33 provinsi. Hanura dikenal oleh 11,45 persen responden, sementara Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berada pada nomor dua dengan hanya dikenal 1,14 persen. Namun, dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) pada September 2008, posisi Hanura sebagai partai paling dikenal telah digantikan Gerindra. Dari 400 responden, 65,4 persen mengaku mengenal Partai Gerindra, sementara Hanura meraih 51,9 persen.

Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, buka suara terkait permohonan kubu Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) yang memintanya jadi saksi di MK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024