KM Teratai Prima Tenggelam:

Pencarian Terkendala Cuaca dan Peralatan

VIVAnews - Pencarian ratusan korban KM Teratai Prima yang dilakukan dipesisir Kabupaten Majene, Sulawesi Barat terkendala hujan. Selain itu, minimnya dukungan alat pencari.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

“Majene dan sekitarnya diguyur hujan deras sejak jam 07.00 WITA dan berlangsung hingga sekarang,” kata Kepala Polisi Resort Majene, Ajun Komisaris Besar Polisi, Suyamto, kepada VIVAnews, Senin 12 Januari 2009.

Menurut Suyamto, cuaca yang tidak bersahabat membuat tim pencari hanya berani menelusuri daerah pesisir pantai. “Kami berharap, siapa tahu ada penumpang yang terdampar sendiri ke daratan. Itu yang kita antisipasi,” kata dia.

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Tim pencari korban terdiri petugas keamanan, SAR, petugas polisi Brimob Majene, dan dibantu masyarakat.

Menurut Suyamto, tim pencari korban hanya memiliki satu unit perahu jenis karet. Ditambah lagi bantuan perahu tradisional milik masyarakat.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

Itu sebabnya, kata Suyamto, Lamtamal 4 Makassar mengirim bantuan ke lokasi. Bantuan itu, sekarang masih dalam perjalanan ke Majene.

Kapal Motor Teratai Prima terbalik Minggu 11 Januari 2009 sekitar pukul 04.00 dinihari di sekitar peraiaran Baturoro, 50 kilometer dari perairan Majene. Kapal tenggelam, setelah dilaporkan terhantam angin taifun.

Kapal yang membawa penumpang sebanyak 250 orang itu bertolak dari Parepare Sabtu dengan Anak Buah Kapal 17 orang. Informasi dari Kabupaten Majene menyebutkan, penumpang yang ditemukan nelayan setempat baru 18 orang. Selebihnya masih dalam pencarian.

Laporan: Rahmat Zeena l Makassar

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya