Perakit Bom Jaringan Noordin M Top

"Saya Menyesal Meninggalkan Keluarga"

VIVAnews - Tersangka teroris yang disebut-sebut pembimbing bom Doktor Azahari, Muhammad Hasan, tidak menyesali perbuatannya selama ini. Tetapi, pria yang juga warga negara Singapura itu menyesal karena tidak dapat bertemu dengan keluarga selama tujuh tahun.

"Saya tidak menyesal, karena meyakini apa yang saya lakukan itu benar," ujar Muhammad Hasan alias Fajar Taslim alias Omar alias Abu Hasam, sebelum persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa 13 Januari 2009.

Hasan yang di Musi Banyu Asin, Palembang, Sumatera Selatan itu menegaskan bahwa aksi dirinya yang diklaim sebagai tindakan teroris itu, sudah sesuai dengan akidah dan keyakinan yang dimilikinya. Menurut Hasan, tindakan dirinya itu termasuk dalam kategori hijrah.

"Tetapi selama hijrah, saya menyesal karena sudah meninggalkan keluarga sekian lama. Saya juga tidak bisa berbakti kepada orang tua," tegas dia. Hasan melanjutkan, dirinya meninggalkan Singapura sejak tujuh tahun lalu.

Selama meninggalkan Singapura, pria yang disebut pernah mengajarkan cara membuat bom kepada jaringan Nurdin M Top itu, bermukim di Palembang selama empat tahun. "Saya juga tiga tahun di Jawa," kata Hasan.

Hasan merupakan salah satu dari sepuluh tersangka kasus dugaan teroris yang menghadapi sidang perdana di pengadilan. Pada Juni dan Juli 2008, para tersangka ini ditangkap karena diduga kuat terlibat dalam jaringan Nurdin M Top, buronan teroris nomor wahid.

Indonesia All Star Diisi Pemain Terbaik Guna Hadapi Red Sparks
Ilustrasi pelecehan seksual

Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 

Pelaku yang mengaku sebagai pendeta itu diminta mengobati CH. Bukannya diobati, pelaku malah melecehkan korban di lantai dua panti asuhan di Sukolilo.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024