Harifin Tumpa Jadi Ketua

"Saya Tidak Mau Dicap Pengecut"

VIVAnews - Harifin A Tumpa mengaku sempat terbesit untuk menolak jika terpilih sebagai Ketua Mahkamah Agung. Namun, Harifin tidak mau dicap pengecut akibat komentar miring masyarakat.

"Pernah terbesit di pikiran seandainya ada yang memilih saya menjadi Ketua MA, saya akan menolak," kata Harifin saat memberikan sambutan di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis 15 Januari 2009. "Sebelum menjadi Ketua MA, saya sudah dihakimi orang."

Harifin menjelaskan, hakim agung Andi Syamsu Alam sempat memberikan nasihat dan meminta dirinya untuk maju. Atas dukungan itu, lanjut Harifin, dirinya memutuskan untuk maju. "Saya tidak mau dicap sebagai pengecut karena tidak mau membawa Mahkamah Agung ke depan," ujarnya.

Harifin beralasan, diterimanya jabatan Ketua Mahkamah Agung ini untuk menunjukkan rasa cintanya terhadap lembaga peradilan tertinggi di Indonesia ini. Selain itu, juga untuk menunjukkan kepada hakim agung lainnya agar mencintai mahkamah.

"Kalau saya selama ini menjalankan lokomotif di Mahkamah Agung tidak mau, bagaimana dengan kawan-kawan yang lain, jangan-jangan tidak mau juga. Saya menerima jabatan ini sebagai rasa cinta saya kepada Mahkamah Agung," ujarnya sambil menitikkan air mata.

Harifin pun meminta dukungan kepada hakim-hakim agung lainnya untuk membantu bersama-sama membangun Mahkamah Agung. Harifin juga meminta agar rekannya mengritik dirinya jika menjalankan mahkamah dengan cara yang salah. "Ini untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya," ujarnya.

Harifin Tumpa memenangkan pemilihan Ketua Mahkamah Agung dengan suara mutlak. Harifin mengantongi 36 suara dari 43 hakim agung. Rivalnya, Djoko Sarwoko, mendapatkan tiga suara. Sementara, Paulus Effendi Lotulung, Artidjo Alkostar, Abbas Said, dan Hamdan, masing-masing mendapatkan satu suara.

Polisi Sebut Wanita yang Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari Kerja Open BO
VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Meski Dilarang AS dan Barat, Israel 'Keukeuh' Akan Tetap Kembali Serang Iran

Komunitas internasional, khususnya Barat, juga telah berulang kali mengeluarkan pernyataan yang mendesak Israel agar menahan diri dan tidak menanggapi pembalasan Ira

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024