Evaluasi 5 Tahun Bus Transjakarta

Pelayanan Bus Transjakarta Mengecewakan

VIVAnews - Penyelenggaraan Bus Transjakarta sejak lima tahun terakhir dinilai tidak maksimal. Penyelenggaraan bus berjalur khusus ini melenceng dari konsep awal.

Hal itu mengemuka dalam diskusi 'Refleksi Lima Tahun Penyelenggaraan Bus Transjakarta' yang diadakan Institut Studi Transportasi (Instran) di Gedung Ranuza, Jakarta Pusat, Kamis 15 Januari 2009. "Banyak pelayanan Bus Transjakarta yang terabaikan," kata staf peneliti Instran, Izzul Waro.

Dari hasil penelitian Instran, banyak armada bus yang destination voice-nya mati sehingga banyak penumpang tersesat atau kebablasan. Padahal destination voice sangat dibutuhkan para penumpang yang tak hafal jalanan Jakarta.

Waktu tunggu penumpang juga lama. Bahkan pada situasi tertentu, penumpang harus mengantre lebih dari satu jam untuk mendapatkan pelayanan Bus Transjakarta. Akhirnya, banyak penumpang yang kecewa dan membatalkan naik bus berjalur khusus itu. "Hal ini akan memperburuk citra busway yang mengakibatkan penurunan jumlah penumpang. Transjakarta perlu segera menambah jumlah armada yang beroperasi," kata Izzul. 

Kebijakan ekskresi (mempersilakan kendaraan non-Transjakarta memasuki jalur Bus Transjakarta) juga semakin memperparah lambatnya waktu tempuh Bus Transjakarta. Banyak penumpang merasa tidak nyaman ketika naik Bus Transjakarta karena kondisinya  seringkali terlalu sesak.

Selain itu, sejumlah halte masih memakai alat tiket manual yang rentan memicu kebocoran keuangan. Di beberapa koridor, Bus Transjakarta hanya beroperasi hingga pukul 21.00 WIB. Padahal jadwalnya sampai pukul 22.00 WIB. Belum lagi pelayanan para petugas yang seringkali tak ramah dan tak membuat nyaman penumpang.

Dari segi infrastruktur, kata Izzul, banyak halte mulai rusak, lampu halte mati, dan sejumlah jalan berlubang. Halte juga tak memiliki fasilitas toilet. "Bus Transjakarta masih butuh banyak pembenahan sekaligus perbaikan sistem dan manajemen," ujarnya.

Penyelenggara juga dinilai tak mampu memenuhi konsep awal angkutan massal ini. Badan Layanan Umum Transjakarta baru mampu menyediakan tujuh koridor yang melayani 230 penumpang per hari. Padahal konsep awal, pada 2010 Jakarta telah terbangun 14 koridor sepanjang 159 kilometer, yang mampu mengangkut lima juta penumpang per hari.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Sumail Abdullah

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Sumail Abdullah, dinilai menjadi salah satu nama yang berpotensi maju di Pilkada Kabupaten Banyuwangi dalam Pilkada serentak 2024

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024