KM Teratai Prima Tenggelam

Komite Keselamatan Kumpulkan Dokumen Kapal

VIVAnews - Tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang mengumpulkan informasi penyebab tenggelamnya Kapal Motor (KM) Teratai Prima. Langkah Komite ini bukan untuk mencari pelaku kesalahan.

"KNKT itu investigasinya untuk menemukan mengapa dan bagaimana kecelakaan itu terjadi, bukan mencari siapa yang salah," ujar Sekretaris Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Saptandri Widiyanto, kepada VIVAnews di Kantor Departemen Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat, 16 Januari 2009.

Menurut Saptandri, laporan yang dikeluarkan Komisi ini bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan dengan sebab yang sama. Laporan itu nantinya juga berfungsi sebagai pencegahan atau preventif di kemudian hari.

"Tim investigasi yang di lapangan sekarang sedang mengumpulkan data-data informasi dan keterangan dari pihak yang terkait, soal dokumen-dokumen kapal, dari awak kapal dan administrasi pelabuhan," jelas Saptandri.

Saptandri menyatakan, kendati mengetahui adanya kecenderungan kelalaian awak kapal, tetapi Komite tidak mau berandai-andai. Maka itu, Komisi tidak ingin membuat pernyataan yang dikhawatirkan dapat membuat opini publik yang tidak baik.

"Besok mereka (tim investigasi) kembali dari Parepare. Mungkin besok bisa juga langsung dibahas. Jika ada yang kurang mungkin kami perlu menambahkan data-data lagi," ujar dia.

KM Teratai Prima tenggelam pada minggu, 11 Januari 2009 di Perairan Majene. Dari hasil pemeriksaan sementara, Nahkoda dan anak buah kapal menyatakan penyebab utama tenggelamnya kapal adalah akibat buruknya cuaca pada saat pelayaran. Saat ini korban yang berhasil diselamatkan berjumlah 35 orang, enam orang ditemukan meninggal dan sisanya masih dalam pencarian.

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan
PM Israel Benyamin Netanyahu bersama Batalion khusus Netzah Yehuda

Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024