Triwulan I 2009, Bank Rem Kucuran Kredit

VIVAnews - Perbankan nasional menilai risiko pemberian kredit pada tiga bulan pertama di 2009 masih tinggi. Bank pun cenderung mengerem pemberian kreditnya.

Dari Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia pada triwulan IV 2008 seperti yang dikutip Senin 19 Januari 2009 disebutkan, dari 41 bank yang dijadikan responden, mayoritas memperkirakan penyaluran kredit pada triwulan I 2009 akan melambat dibandingkan ekspektasi triwulan IV 2008 dengan perubahan saldo bersih tertimbang 72,2 persen menjadi 50,3 persen.

Dilihat dari kelompok bank, ekspektasi bank skala kecil dengan nilai aset di bawah Rp 4 triliun terhadap pemberian kredit baru pada triwulan I 2009 berada di level negatif.

"Hal ini menandakan sebagian besar bank memprediksikan bahwa target pertumbuhan kredit barunya pada triwulan I 2009 akan lebih rendah dibandingkan target triwulan IV 2008," demikian survei tersebut.

Sedangkan mayoritas responden lainnya dengan total bobot outstanding kredit sebesar 54,7 persen memperkirakan pertumbuhan kredit baru pada triwulan I 2009 meningkat dengan pertumbuhan triwulanan kredit baru pada kisaran 1-5 persen. Ekspektasi ini lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2008 yang berkisar 4-7 persen.

Dijelaskan, alasan internal yang melatarbelakangi melambatnya pertumbuhan target/ekspektasi tersbeut antara lain karena meningkatnya risiko dalam penyaluran kredit, serta kecenderungan turunnya kualitas kredit. Sementara tingkat persaingan usaha antar bank yang semakin ketat menjadi alasan eksternal utama yang mempengaruhi target tersebut.

Khusus untuk pemberian kredit investasi, pada tiga bulan pertama 2009, responden memperkirakan penyalurannya masih akan mengalami peningkatan dengan saldo bersih sebesar 45,3 persen. Namun angka ini melambat dibandingkan ekspektasi pada triwulan terakhir 2008 sebesar 90,9 persen.

Pada triwulan IV 2008, permintaan kredit baru meningkat dengan saldo tertimbang bersih 25,8 persen, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan saldo tertimbang 64,9 persen. Berdasarkan kelompok bank, perlambatan permintaan kredit baru yang terbesar berada pada kelompok bank kecil.

Penurunan ini antara lain karena kecenderungan meningkatnya suku bunga kredit/pinjaman. Namun di sisi lain permintaan nasabah terhadap pembiayaan bank masih cukup tinggi. Ini yang diyakini sebagai salah satu faktir pendorong sehingga permintaan akan kredit baru masih positif.

Sebagian besar permintaan kredit baru ini berupa kredit modal kerja. Sementara mayoritas permintaan untuk kredit konsumsi berasal dari kartu kredit. Secara sektoral, mayoritas permintaan kredit baru berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, diikuti sektor pertanian.

Indonesian Rupiah Exchange Rate Increases
Juru Bicara MK, Fajar Laksono.

MK Sebut Sidang Sengketa Pileg Dimulai 29 April 2024

Mahkamah Konstitusi (MK) menyebut sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) untuk calon anggota legislatif atau sengketa Pileg 2024 bakal dimulai 29 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024