Semua Profesi Butuh Proteksi

Rubrik Konsultasi Asuransi ini diasuh oleh Eddy KA Berutu, pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia bidang Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan.

Pembaca dapat mengirimkan pertanyaan atau berkonsultasi seputar masalah asuransi. Pertanyaan dapat dikirim lewat email ke redaksi@vivanews.com, surat dialamatkan ke redaksi VIVAnews, Menara Standard Chartered Lt. 31, Jalan Prof. Dr. Satrio No. 164, Casablanca, Jakarta atau Fax. 62-21 25532563.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

VIVAnews - Seiring dengan meningkatnya daya saing di berbagai lini usaha dan beragam profesi, setiap orang yang terlibat di dalamnya perlu memiliki kecakapan tersendiri untuk bisa meraih sukses. Tuntutan hasil kerja maksimal dengan upaya yang seefisien mungkin menjadi jargon ideal pada setiap bidang usaha. 

Di sisi lain, semakin kompetitif jasa atau produk yang dijual, semakin besar pula peluang mendapatkan ceruk pasar yang lebih luas. Kesuksesan penetrasi jasa atau produk di pasaran oleh para profesional berkualitas selalu mengandung risiko tak terduga. 

Antisipasi Risiko
Sejenak kita berkontemplasi, keberhasilan para profesional dalam mendukung kesuksesan penetrasi jasa atau produk di pasaran selalu mengandung risiko. Artinya, ada banyak kejadian tak terduga dan bisa berakibat fatal di balik proses saling terkait antara produk, proses produksi, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. 

Pernahkah tersirat dalam benak kita saat para profesional, yang merupakan ujung tombak pemasaran satu produk tertentu, mengalami kecelakaan? Bahkan, apa jadinya bila kecelakaan tersebut merenggut nyawa orang-orang terbaik di perusahaan? Pernahkah terpikirkan pula ketika para karyawan perusahaan padat karya tiba-tiba mengalami keracunan, dan sebagian di antara mereka meninggal dunia?  

Renungan itu bermuara pada satu mekanisme proteksi yang bisa melindungi siapapun dan dalam aktivitas apa pun, yang di dalamnya penuh dengan risiko tak terduga. Dalam konteks ini, produk asuransi jiwa menjadi mitra ideal dalam menyediakan proteksi bagi beragam profesi terhadap kejadian tak terduga di kemudian hari. 

Secara individual, siapa pun yang membeli produk asuransi jiwa akan mendapat proteksi dari berbagai kejadian di masa depan. Seorang pedagang busana, misalnya, apa jadinya kalau di tengah-tengah usaha tiba-tiba gerainya terbakar, dan kejadian itu memakan korban jiwa? Atau, apa jadinya kalau pesawat terbang mengalami kecelakaan fatal dan para penumpang tidak diproteksi dengan produk asuransi jiwa? 

Bagaimana pula perjalanan kehidupan keluarga pilot, kopilot, dan pramugari pesawat pascatragedi, seandainya mereka tidak mendapatkan proteksi dari asuransi jiwa?

Secara korporatif, perusahaan atau entitas apa pun yang sudah memproteksi karyawan pasti terlindungi dari munculnya biaya besar ketika terjadi hal-hal tak terduga, misalnya kasus kecelakaan atau meninggalnya karyawan perusahaan tersebut. 

Dalam skala korporatif, apa jadinya kalau perusahaan belum menyertakan semua karyawan ke dalam program asuransi jiwa? Lebih dari itu, yang menjadi pertimbangan empatis dari beberapa contoh kasuistik tersebut kondisi keluarga dalam menyongsong masa depan pasca meninggalnya korban.

Sekuen diskripsi di atas membuktikan bahwa beragam profesi apapun membutuhkan proteksi. Sebagai catatan, ketika seorang profesional, baik karyawan, pengusaha, atau kalangan entertainer mengambil produk asuransi jiwa. Sebenarnya ada orang-orang terdekat yang turut menikmati efek dari proteksi tersebut, yakni suami, istri, atau anak-anak yang bersangkutan yang disebut tertanggung.

Keberagaman profesi dengan dukungan berbagai produk asuransi jiwa yang diperlukan akan membuat rasa nyaman bagi tiga entitas yang berbeda. 

Pertama, tertanggung bisa bekerja secara maksimal tanpa perlu mengkhawatirkan risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari rutinitas dan kompleksitas profesi yang digelutinya. 

Kedua, keluarga yang bersangkutan juga bisa berpikir tenang sambil terus berharap agar tertanggung bisa berprestasi maksimal dan meraih jenjang karier yang lebih baik dari waktu ke waktu. 

Ketiga, kalau tertanggung karyawan sebuah perusahaan, entitas yang diuntungkan perusahaan tempat dia bekerja. Proteksi yang dikemakan secara korporatif bisa mereduksi beban biaya perusahaan secara signifikan manakala yang bersangkutan mengalami kejadian tak terduga selama menjalan tugas dari perusahaan. Atau, kalau tertanggung merupakan entrepreneur atau entertainer sejati, dia bisa mendapatkan proteksi maksimal terhadap berbagai kejadian tak terduga di tengah-tengah profesi yang digelutinya.

Ketika seorang tertanggung berkomitmen untuk mengalokasikan sejumlah uang guna membayar premi secara teratur, saat itu juga yang bersangkutan mendapatkan keuntungan jangka panjang. Asuransi jiwa dan proteksi di dalamnya, seyogianya menjadi bagian dalam eksistensi beragam profesi, sehingga mereka terlindungi secara finansial dari berbagai hal tak terduga.

Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Pengamat politik yang merupakan Peneliti Utama BRIN menyebut upaya Prabowo Subianto untuk merangkul parpol lain non-pendukungnya, sesuai dengan janji kampanyenya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024