VIVAnews - Pengadilan Tindak Pidana Korupsi kembali melanjutkan persidangan kasus dugaan suap Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Rencananya mantan bos PT First Media, Billy Sindoro, menghadirkan saksi yang meringankan.
"Yang hadir adalah saksi yang meringankan terdakwa," kata jaksa Sarjono Turin, saat dihubungi VIVAnews, Rabu 21 Januari 2009. "Kami sudah tidak menghadirkan saksi lagi."
Saksi yang akan dihadirkan yakni Hotman Paris Hutapea, Nyoman Serikat Putrajaya, Andi Hamzah, dan Hendro Setiawan (teman Billy). Sidang rencananya dimulai pukul 10.00 WIB.
Iqbal tertangkap tangan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi bersama Presiden Direktur PT First Media, Billy Sundoro di lift Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat. Iqbal tertangkap memegang tas hitam yang berisi uang Rp 500 juta yang diduga diterimanya dari Billy. Uang tersebut diduga suap terkait dengan dugaan monopoli PT Direct Vision yang menaungi Astro atas penayangan Liga Inggris.
Jaksa Penuntut Umum mendakwa Billy telah memberikan uang tersebut. Pemberian itu, menurut Sarjono Turin, terkait dengan putusan KPPU mengenai dugaan pelanggaran Hak siar Barclays Premier League yang dilakukan oleh PT Direct Vision , Astro All Asia Networks, ESPN Star Sports dan All Asia Multimedia Networks.
Dalam persidangan, jaksa punya bukti kuat kasus dugaan suap tersebut. Bukti tersebut berupa rekaman closed-circuit television (CCTV) di Hotel Aryaduta, Jakarta. Pada Rabu 7 Januari 2009, rekaman tersebut diputar.
Transaksi Iqbal-Billy berlangsung tepat pukul 18.31 WIB, tas hitam yang diduga berisi uang, berpindah tangan ke Iqbal yang langsung masuk dalam lift. Iqbal terlihat memakai batik coklat, pakaian yang sama dengan yang dikenakannya saat tertangkap petugas komisi antikorupsi.
Top Trending: Sosok Noni Belanda Jadi Anggota TNI sampai Polisi Beri Mahar Emas Palsu
Ada beberapa artikel di kanal VIVA Trending yang memiliki topik pembahasan menarik sampai berhasil menyita perhatian para pembaca sehingga bertengger di terpopuler.
