Menurut Comscore, perusahaan riset pasar Internet, situs jejaring sosial Friendster yang berbasis di Mountain View, California memiliki jumlah pengunjung sekitar 30 juta orang dari seluruh dunia. Data tersebut diungkapkan oleh TechCrunch dan dikutip VIVAnews 22 Januari 2009.
Ironisnya, dari jumlah itu hanya sekitar 1,7 juta pengunjung saja yang merupakan pengguna asal Amerika Serikat. Nyaris sekitar 28 juta pengguna setia Friendster berasal dari kawasan Asia/Pasifik. Bahkan Chief Executive Officer baru Friendster, Richard Kimber yang menggantikan Kent Lindstrom pada 6 Agustus tahun lalu sendiri berasal dari Sydney Australia.
Demi mengikuti pasar, kantor pusat Friendster di San Francisco juga dipindahkan. Di kawasan tersebut kini hanya tersisa kantor perwakilan untuk karyawan yang berbasis di AS. Untuk menggenjot pasar Asia, di mana mereka memiliki tingkat pengguna yang lebih besar dibanding kompetitornya seperti My Space dan Facebook, 20 Januari 2009 Friendster membuka kantor perwakilan di Singapura dan Sydney. Melengkapi kantor yang sudah ada di Filipina.
Bukan itu saja, sebagian besar dari seluruh karyawan Friendster juga berlokasi di kawasan Asia Pasifik, sementara sekitar 85% rekrutan baru juga akan ditempatkan di kawasan tersebut.
Tidak mengherankan kalau Friendster berusaha melayani pengguna dari Asia Pasifik dengan maksimal menggunakan bahasa lokal seperti Malaysia, Vietnam, Inggris, Indonesia, Traditional Chinese, Simplified Chinese, Kore, Jepang, dan Spanyol.