Iklan Partai Demokrat Tak Terlalu Mendidik

VIVAnews - Iklan Partai Demokrat yang memuji langkah pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak menuai kritik. Iklan tersebut dinilai tidak mendidik secara intelektual.

"Kenapa ketika BBM naik dijelaskan latar belakangnya tapi ketika diturunkan tidak dijelaskan latar belakang internasionalnya," kata pengamat dari Charta Politika, Bima Arya, usai sebuah diskusi di restoran Warung Daun, Jalan Cikini, Jakarta, Sabtu 24 Januari 2009.

Menurut Bima, sebuah iklan itu harus memenuhi tiga aspek, yakni kreativitas, realitas, dan intelektualitas. Untuk kreativitas, lanjut Bima, sebuah iklan harus bisa memberikan pengalaman baru dan menyodorkan prestasi yang dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang. Sebuah iklan, juga harus menunjukkan realitas politiknya.

"Kalau (Partai) Demokrat mengklaim bahwa penurunan harga BBM itu hasil pencapaian dia, realitasnya kan tidak seperti itu, karena pemerintah ini dibangun atas dasar koalisi," jelasnya.

Bima menjelaskan, sebuah iklan juga harus dapat mencerahkan dan mendidik. Iklan tersebut, dinilai justru tidak terlalu mendidik. "Dia mengklaim prestasi yang bukan prestasi dia saja tapi koalisi, artinya dalam iklan ini mereka membangun persepsi bahwa mereka saja yang paling andil," jelasnya.

Pesan Mengharukan Shin Tae-yong untuk Korea Selatan
Ilustrasi perempuan Jepang

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Lebih dari 40 persen kota di Jepang kemungkinan akan mengalami penurunan jumlah penduduk perempuan muda hingga lebih dari setengahnya dalam 30 tahun hingga tahun 2050.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024