Pertamina Siap Pimpin Proyek

Blok Natuna Perlu Investasi Rp 165 Triliun

VIVAnews - Direktur Utama PT Pertamina, Ari Soemarno mengaku perusahaan yang dikelolanya mampu menjadi kontraktor produksi blok migas Natuna D Alpha. Biaya yang diperlukan untuk memproduksi blok di Kepulauan Natuna tersebut sekitar US$ 15 miliar atau Rp 165 triliun.

"Kami sanggup jadi kontraktor migas di lepas pantai Natuna," ujar Ari di Jakarta, belum lama ini. Menurut dia, setelah berpengalaman mengelola lapangan migas dalam dua tahun terakhir, Pertamina sudah siap menjadi manager blok migas.

Soal Konflik Israel-Iran, Airlangga Cermati Dampak ke Sektor Logistik Minyak Mentah Dunia

Namun, Ari menekankan Pertamina tidak bisa jalan sendiri lantaran membutuhkan biaya sangat besar hingga US$ 15 miliar.

Menurut dia, keuntungan Pertamina sebesar Rp 30 triliun tak cukup dipakai untuk menggarap proyek yang mampu memproduksi gas 1 miliar mmbtu per hari tersebut. Apalagi, proyek ini membutuhkan teknologi tinggi karena blok migas ini terletak di lepas pantai. Sebab, selama ini, lapangan migas Pertamina 95 persen berada di darat.

Di sisi lain, kandungan CO2 dalam perut bumi harus dipisahkan untuk memproduksi gas tersebut. Untuk pemisahan ini membutuhkan teknologi tinggi agar tidak mengotori lingkungan global. Jadi, perlu teknik khusus agar karbondioksida bisa kembali disimpan dalam bumi.

Untuk itu, kata Ari, pemerintah perlu menggaet mitra dalam mengeksplorasi blok Natuna. Sejauh ini beberapa pemain migas kelas dunia telah mengajukan proposal. Mereka adalah Shell dari Belanda, Cevron dari Amerika, Statoil Norwegia dan ENI Italia termasuk yang ngotot ingin terlibat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

LSI merilis temuan terbarunya terkait dinamika Pemilu 2024, salah satunya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami kenaikan, yakni 76,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024