Diam-diam Exxon Ikut Tender Blok Natuna
VIVAnews - Kendati tengah bersengketa dengan pemerintah soal kontrak Blok Natuna D Alpha, diam-diam ExxonMobil Indonesia juga mengajukan proposal pengelolaan blok gas besar tersebut.
"Exxon sudah mengajukan proposal untuk ikut tender pengelolaan Blok Natuna," ujar Direktur Utama Pertamina, Ari Soemarno di Jakarta belum lama ini.
Menurut Ari, Exxon saat ini memiliki dua kaki. Pertama, dia tetap mempertahankan dirinya sebagai kontraktor Blok Natuna meski dinyatakan putus oleh pemerintah sejak 2005 lalu.
Posisi kedua, Exxon sudah ancang-ancang jika kontraknya dengan pemerintah benar-benar tidak berlanjut. Karena itu, Exxon telah mengajukan proposal tender untuk berperan mengelola blok gas tersebut kepada Pertamina yang ditunjuk pemerintah sebagai manajer proyek.
Selain Exxon, kata Ari, kontraktor lainnya juga mengajukan proposal kepada Wood Mackenzie, sebagai konsultan Pertamina. Mereka adalah Shell dari Belanda, Cevron dari Amerika, Statoil Norwegia dan ENI Italia.
"Jadi, semua kontraktor migas besar dunia tertarik," ujar Ari. "Mereka semua sama-sama ngotot ingin terlibat."
Jika berhasil dieksplorasi, Blok Natuna bisa memproduksi gas sebesar 1 miliar mmbtu per hari. Untuk mengeksplorasi membutuhkan dana hingga US$ 15 miliar atau Rp 165 triliun serta teknologi tinggi.
Sekadar informasi, Esso Exploration dan Production Natuna Inc (kemudian berubah menjadi ExxonMobil) telah memegang kontrak Natuna sejak 8 Januari 1980. Pada 1985, Exxon memperoleh perpanjangan kontrak selama 20 tahun sehingga berakhir pada 2005. Tetapi, Exxon justru mengklaim kontraknya berakhir pada 9 Januari 2009.
Exxon pun terlibat sengketa dengan pemerintah. Sebab, di satu sisi pemerintah telah memutuskan kontrak dan mengalihkan ke Pertamina. Namun, Exxon berkukuh tetap memegang kontrak tersebut.