Penderita Gizi Buruk

Menanti Uluran Tangan Anda

VIVAnews - Kasus penderita gizi buruk kembai terjadi di Nusa Tenggara Barat. Rumah Sakit Umum Mataram menjadi langganan masyarakat yang memiliki bayi menderita gizi buruk. Letaknya yang strategis, murah dan dipercaya masyarakat sebagai rumah sakit yang bersedia menampung penyakit tersebut.

Saat Vivanews berkunjung ke salah satu ruang di rumah sakit tersebut, tepatnya di ruang Dahlia kamar 112, disitu terlihat beberapa balita terbaring lemah dan pada umumnya menderita gizi buruk. Murni (3) salah satu balita penderita gizi buruk yang sudah satu minggu dirawat.

Kesulitan ekonomi kedua orang tunya yang membuat Murni harus menderita seperti ini. Usianya yang baru tiga tahun ini terlihat pucat dan sesekali hanya bisa menangis, seraya ingin mengatakan sesuatu tetapi lidahnya sulit bergerak hanya sakit yang dirasakan.

Murni adalah anak ke tiga dari tiga saudara pasangan Sumi (23) dan Maliki (25). Untuk mengkonsumsi makanan saja, Murni harus dibantu dengan selang, yang dimasukan melalui hidung.

Murni divonis menderita kekurangan gizi dan penyakit lainnya seperti demam, flu yang disertai batuk. Akibat penyakit itu kondisi kesehatannya semakin memburuk. Bahkan sejak seminggu terakhir Murni enggan menelan makanan dan minuman yang disediakan pihak rumah sakit.

Sarimin (43) yang merupakan nenek Murni mengaku bingung melihat kondisi kesehatan cucunya. Kepada VIVAnews, Sarimin hanya mengeluh namun tampak tegar menghadapi masalah dalam hidupnya.

Bagaimana tidak, ditengah himpitan ekonomi keluarga, Sarimin yang bekerja sebagai buruh di sawah ini harus menanggung kehidupan tiga cucunya.

"Ayah anak ini sudah meninggal saat dia baru berusia tujuh bulan. Bertepatan dengan itu Sumi ibunya juga berada di Malaysia sebagai tenaga kerja wanita. Jadi anak ini saya yang rawat," tuturnya.

Semenjak ditinggal pergi kedua orang tuanya, Murni hanya mampu mengkonsumsi makanan apa adanya. Jangankan makanan bergizi seperti telur, susu dan sayuran, untuk memperoleh makan sehari-hari saja bagi Murni sangat disyukurinya.

Saat lahir berat badan Murni mencapai 3 kilogram. Ya, berat yang ideal untuk bayi seusianya. Namun saat usianya mencapai dua tahun, Murni mulai didera berbagai macam penyakit. Sejak itulah dia selalu dibawa ke puskesmas untuk menyembuhkan penyakitnya.

Sarimin yang hidup di desa Batu Rimpang, Kecamatan Narmada,Lombok Barat sesekali membawa cucunya ke pusyandu. Itupun berkat anjuran dari tetangganya demi menjaga kesehatan Murni. Namun karena kurang pengetahuan tentang kesehatan bayi, Sarimin menjadi lengah.

Memasuki usianya yang ketiga, Murni jarang dibawa ke posyandu. Akibatnya, pada pertengahan tahun 2008 dia kembali menderita sakit. "Saya sering membawanya berobat dengan berbekal surat miskin yang pernah dibuat ibunya beberapa waktu lalu,tapi kian hari penyakitnya semakin parah," ujar Sarimin.

Akibat penyakitnya itu tubuh Murni menjadi kecil sehingga berpengaruh pada berat badannya. Saat ini berat badan Murni mencapai 7 kilogram dan seharusnya bayi seusianya memiliki berat badan 10 kilogram. Melihat kondisi cucunya yang semakin memburuk membuatnya khawatir.

Sarimin langsung melarikan cucunya ke rumah sakit umum Mataram. Disanalah baru Sarimin tahu jika cucunya kekurangan gizi. Kini Sarimin mengaku sangat membutuhkan bantuan dana demi kesembuhan cucu kesayangannya.

dr Boyke Ngaku Diperlihatkan Mr P Punya Artis Usai Dipijat Jadi Besar, Ternyata Palsu

"Saya hanya berharap anak ini lekas sembuh, apalagi beberapa bulan terakhir saya belum menerima kabar ibunya," tuturnya.

Laporan: Edy Gustan | Mataram

Seorang wanita ngamuk ke Dishub Makassar karena mobilnya mau digembok

Tak Cuma Ngamuk, Wanita Viral Ini Lakukan Pelecehan Verbal saat Mobilnya Digembok Dishub

Viral wanita yang mengamuk ke anggota Dishub Makassar karena tak terima mobilnya digembok usai parkir sembarangan. Dishub Makassar beberkan kronologi insiden tersebut.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024