Pengamat Politik UGM Arie Sudjito

Sultan Hindari Koalisi Sebelum Pemilu

VIVAnews - Pengajar sosiologi politik Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, menilai duet Megawati Soekarnoputri dan Sri Sultan Hamengku Buwono X bisa menjadi pasangan kuat. Namun Jito, begitu panggilannya, memprediksi Sultan akan menghindari koalisi sebelum Pemilu digelar.

Jika Sultan mengiyakan jadi calon wakil presiden sekarang, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pasti diuntungkan. Masuknya Sultan, kata Jito, potensial mengangkat citra PDIP. ”Sultan bisa dijadikan vote getter,” kata akademisi kelahiran Madiun itu ditemui di Hotel Santika, Jakarta, Kamis, 29 Januari 2009.

Namun, sebaliknya bagi Sultan. Daya tawar penguasa Yogyakarta itu menurun. Dia tidak bebas lagi menjalin komunikasi politik. ”Pihak yang tidak sepakat dengan Mega atau PDIP bakal menjauh darinya,” lanjut Direktur Eksekutif Institut Research and Empowerment itu.

Karena itu, kata Jito, kecil kemungkinan koalisi calon presiden-calon wakil presiden terjadi sebelum Pemilu 9 April 2009. Tanpa ada keterikatan begitu, "Bisa saja Sultan membuat skenario lain. Kalau Sultan dapat penuhi syarat administratif ajukan diri sebagai calon presiden, dia akan ngotot,” kata Jito.

Sebaliknya, jika tidak dapat memenuhi syarat itu, barulah ada kemungkinan menjadi calon wakil presiden. "Apalagi Pisowanan Agung kan mendaulat Sultan menjadi calon presiden. Jelas ini tidak mudah diubah,” ujar Jito.

Sebagai calon presiden, Sultan juga berpeluang meraup suara PDIP. Pascaputusan Mahkamah Konstitusi soal penetapan calon berdasarkan suara terbanyak, mempertegas korelasi negatif perolehan suara partai pengusung dalam pemilihan legislatif dengan pemilihan presiden. Dengan suara terbanyak, ikatan emosional calon legislator dengan partai mengecil. ”Jadi, seandainya PDIP mendulang suara besar, tidak otomatis juga memilih Mega,” kata peminat studi sosiologi gerakan sosial itu.

Belum lagi di tubuh Golkar, manuver Sultan yang terkesan menyambut positif tawaran PDIP, membuat beberapa politisi senior gerah. Bahkan, ada yang meminta sanksi pemecatan. Meski tidak sedikit yang memandang manuver biasa saja.

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng

Menurut Jito, pro-kontra itu sebagai politik tawar menawar Golkar. ”Di internal, Golkar sedang tawar menawar. Kalau suara Golkar di pemilu legislatif banyak, Sultan tidak dihitung. Kalau sultan menang, political bargain nantinya lebih soft,” kata dia.

Dia mendasarkan analisis itu pada pernyataan Agung Laksono yang gembira kader Golkar diminati partai lain. Menurut dia, jika Sultan mampu memainkan melodrama, bisa ambil untung. Sultan bisa mendapat simpati arus bawah partai beringin itu. Namun, kecil kemungkinan bisa menarik simpati masyarakat luas. ”Kondisi sekarang berbeda dengan 2004. Sangat sulit mendapatkan hasil  sebagaimana didapat SBY,” katanya.

(Tengah) Anggota Komisi C DPRD DKI, Esti Arimi Putri

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Esti Arimi Putri menilai pentingnya upaya pemberdayaan daya beli terhadap semua golongan demi mengendalikan inflasi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024