Dewan Minta Lumpur Mataloko Dilokalisir

VIVANews - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur meminta pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Mataloko melokalisir lokasi semburan lumpur panas sehingga tak meresahkan masyarakat.

Ketua tim kunjungan DPRD, Jhon Dekrasando, yang dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat 30 Januari 2009 mengatakan, fenomena lumpur panas yang terjadi di Mataloko merupakan gejala alam biasa serta tidak berbahaya bagi masyarakat sekitar.

"Yang perlu dilakukan adalah meminta kepada instansi terkait untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang fenomena panas bumi itu sehingga tidak meresahkan warga," ujar Dekrasando.

Menurutnya, berdasarkan penjelasan tim geologi Bandung, sebenarnya semburan tersebut bukan lumpur, tetapi uap panas yang bercampur air hujan. "Tetapi karena semburan sudah berlangsung lama dan membentuk kawah maka warga menjadi takut," ujarnya.

Tim geologi Bandung sendiri telah mengambil inisiatif untuk melokalisir semburan dengan menutup lokasi semburan menggunakan batu. "Setelah ditutup, ternyata volume semburan mulai berkurang, dan aliran air bercampur lumpur yang semula masuk ke areal pertanian dan perkebunan warga mulai berkurang," katanya.

Dia menambahkan, dampak yang ditimbulkan oleh semburan uap panas pun tidak seperti yang diberitakan media massa. "Data Dinas Kesehatan bahwa 1000 lebih warga sakit infeksi saluran pernapasan, asma dan penyakit kulit, itu tidak benar," katanya. "Itu data warga yang sakit selama satu tahun."

Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak

Dia mengakui mengakui sejumlah warga mengaku sakit setelah menghirup bau belerang dan uap panas.

Laporan: Jemris Fointuna | Kupang

Arsenal

Fokus Arsenal di Bursa Transfer, Perkuat 3 Posisi

Arsenal telah mengidentifikasi tiga posisi prioritas yang perlu ditambahkan ke dalam skuad. Manajer Mikel Arteta meminta kepada manajemen untuk fokus pada prioritas itu.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024