Proyek 10.000 MW

PLN Masih Butuh Dana US$ 2,5 Miliar

VIVAnews - PT Perusahaan Listrik Negara masih membutuhkan dana US$ 2,5 miliar untuk membiayai Proyek 10.000 MW tahap I miliknya. PLN telah berhasil mencari pendanaan sebesar US$ 5,5 miliar untuk proyek itu.

Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan, pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan total kapasitas 10 ribu MW ini membutuhkan US$ 8 miliar. Proyek itu 10 lokasi berada di Jawa - Bali, dan 25 pembangkit berada di luar Jawa - Bali. "Kami masih mencari dana kekurangannya," ujar dia di Jakarta, Jumat 30 Januari 2009.

Dia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan dana itu, PLN tengah menawarkan ke sejumlah bank, termasuk Bank Mandiri dan juga perbankan internasional. "Untuk sejumlah daerah, kami sudah bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah setempat," ujarnya. 

Namun, Fahmi mengatakan, kebutuhan dana US$ 5,5 miliar sebagian besar akan dipenuhi dari pinjaman perbankan asing. "Mungkin sampai 70 persen. Sisanya pembiayaan perbankan dalam negeri," katanya.

Tahun ini, sejumlah pembangkit yang masuk dalam Proyek 10.000 MW telah mulai beroperasi. Pembangkit itu PLTU Labuan, PLTU Rembang, dan PLTU Indramyu. Saat ini pembangunan di PLTU Labuan telah mencapai 90 persen. "Sudah diuji coba. Mungkin Maret bisa beroperasi."

Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan
Ridwan Kamil dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar cenderung mendorong Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jawa Barat ketimbang DKI Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024