Pasar Teknologi

Impor Diperketat, Harga Telepon Seluler Naik

VIVAnews - Pengetatan impor melalui mekanisme Importir Terdaftar dan melalui pelabuhan tertentu telah menyebabkan harga beberapa barang elektronik merangkak naik. Salah satunya telepon seluler.

"Sejak 1 Januari pemberlakuan aturan IT, impor elektronik semakin menurun," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budi Darmadi kepada VIVAnews, Jumat 30 Januari 2009. 

Menurut Budi, dengan menurunnya impor akibatnya persediaan produk seluler semakin menipis di pasaran. "Karena stok sedikit, wajar jika pada bulan-bulan pertama pengetatan impor, harganya naik," ujarnya.

Budi belum secara pasti mengetahui prosentase kenaikan harga seluler. "Yang jelas, harganya naik seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," katanya.

Meski demikian, untuk telepon seluler, budi mengatakan ada rentang waktu lama. "Masih ada waktu untuk ganti handphone," kata Budi. Berapa bulan sekali seseorang ganti selulernya, menurut Budi, bisa dinilai dari pemasangannya. "Tapi untuk handphone rata-rata cepat, bisa empat bulan," katanya.

Pengetatan impor juga terasa pada impor lampu hemat energi. Sebelumnya diberitakan, tiga importir lampu hemat energi sudah mengambil ancang-ancang untuk bangun pabrik sendiri di Indonesia. "Karena setelah 1 Januari, biaya untuk impor lebih besar daripada produksi sendiri," kata dia.

Todung Mulya Lubis Ungkap Alasan Sri Mulyani Hingga Risma Dihadiri di Sidang MK
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto. Muhammad AR/VIVA

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemerintah Beri THR Lebaran bagi Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor mendorong agar pemerintah setempat memberi bantuan semacam "THR Lebaran" bagi 1.134 warga terdampak bencana tiga bulan terakhir ini.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024