DKI Jakarta Alami Deflasi 0,24 Persen

VIVAnews - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) telah memicu terjadinya deflasi atau penurunan harga. Selama Januari 2009 DKI Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,24 persen.


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI, Djamal seperti dikutip situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Selasa, 3 Februari 2009, mengatakan adanya deflasi ini bisa disimpulkan mulai stabilnya perekonomian di Provinsi DKI Jakarta.

Djamal menjelaskan, deflasi yang terjadi pada Januari disebabkan turunnya harga-harga pada kelompok tranportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,91 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,97 persen.

Empat kelompok lain mengalami kenaikan harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,50 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,59 persen, kelompok sandang sebesar 0,57 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen.

Sedangkan satu kelompok tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga.

Komoditi yang memberikan sumbangan deflasi cukup besar antara lain bahan bakar rumah tangga sebesar 0,33 persen, bensin sebesar 0,30 persen, angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen, cabai merah sebesar 0,017 persen, bawang merah sebesar 0,016 persen, kacang panjang sebesar 0,015 persen dan telur ayam ras sebesar 0,013 persen.

Meski DKI Jakarta mengalami deflasi yang cukup bagus, namun tidak demikian dalam bidang ekspor. Sebab, nilai ekspor pada bulan Desember 2008 mengalami penurunan 10,54 persen yaitu hanya mencapai US$ 2,6 juta.

Sedangkan pada bulan November 2008, nilai ekspor mencapai US$ 2,9 juta. Dan bila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2007, nilai ekspor Desember 2008 juga lebih rendah sebesar 3,41 persen.

Hal yang sama juga dialami nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta pada bulan Oktober 2008 yang mencapai US$ 620,93 juta, menurun sebesar 14,50 persen dari nilai ekspor bulan September 2008. Tetapi lebih tinggi 4,36 persen dari nilai ekspor sejenis di bulan Oktober tahun sebelumnya.

Sementara itu, nilai impor yang melalui DKI Jakarta bulan Desember 2008 mencapai US$ 4,02 juta, menurun sebesar 6,52 persen dari nilai impor bulan November 2008.

Berdasarkan golongan penggunaan barang atau broad economy category (BEC), nilai impor selama bulan Januari–Oktober 2008 untuk barang konsumsi sebesar US$ 3,80 juta, nila impor bahan baku dan penolong sebesar US$ 37,60 juta dan nilai impor barang modal sebesar US$ 13,24 juta.

Putra Mahkota Abu Dhabi Telepon Gibran Ucapkan Selamat Jadi Pemenang Pilpres 2024
Mendagri Tito Karnavian

Mendagri: Dewan Kawasan Aglomerasi Bukan Ambil Alih Kewenangan Pemerintahan Daerah

Menteri Dalam Negeri menegaskan bahwa pembentukan Dewan Kawasan Aglomerasi dalam RUU DKJ tidak akan mengambil alih kewenangan pemerintah daerah.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024