Nokia Bangun Pabrik di Indonesia

Dua Perusahaan China Telah Kantongi Izin

VIVAnews - Dua perusahaan telepon genggam asal China telah memperoleh izin pembangunan pabrik di Indonesia. Pembangunan sejumlah pabrik telepon genggam ini menyusul pengetatan impor produk tertentu yang dilakukan pemerintah efektif 1 Februari.

Industri Deputi Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan Menko Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan, kedua perusahaan ini efektif memperoleh izin pada bulan ini. "Tepatnya (tempat pembangunan pabrik) saya lupa," ujar dia kepada VIVAnews melalui sambungan telepon, Selasa 3 Februari 2009.

Dua perusahaan telepon genggam ini mendahului Nokia yang juga akan membangun pabrik di Indonesia. "Kalau Nokia mungkin masih di Departemen Perindustrian, dan Departemen Hukum dan HAM," katanya.

Dia mengatakan, pengusaha memilih membangun pabrik dari pada harus menanggung pajak tambahan karena telepon genggam masuk dalam kategori tertentu. Padahal jika mereka membangun pabrik, mereka mendapat penangguhan pajak hingga 30 persen dari nilai investasi.

Selain itu, biaya telepon genggam yang dibuat di Indonesia, natinya bisa lebih murah dibanding impor. "Paling tidak mereka tidak menanggung biaya distribusi tinggi," katanya.

Keinginanan sejumlah pengusaha menanamkan modalnya di Indonesia berkaitan dengan potensialnya pasar telepon genggam di Indonesia. Permintaan telepon genggam dalam negeri dalam setahun bisa mencapai 15 juta unit, bahkan untuk tahun ini bisa lebih.

Pasar domestik sebesar 15 juta unit per tahun, merupakan angka yang tergolong besar. Bahkan, di antara negara ASEAN, pasar Indonesia tercatat paling besar.

Polisi Bagi Takjil Gratis Tapi Tak Ada Pengendara Melintas, Netizen: Anda Berkumpul, Kami Putar Arah
Pelek HSR Speedster

Pelek Baru untuk Mobil Kecil Ini Hadir dengan Beragam Warna

al ini memungkinkan para pemilik mobil kecil untuk mengekspresikan gaya dan kepribadian mereka.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024