Deflasi, Sinyal Memburuknya Ekonomi

VIVAnews - Badan Pusat Statistik mencatat terjadinya deflasi selama dua bulan berturut-turut. Dalam situasi krisis, deflasi merupakan sinyal memburuknya ekonomi.

"Karena permintaan menurun, ekonomi nggak jalan. Dalam kondisi normal oke, tapi dalam situasi krisis deflasi justru sinyal kurang bagusnya perekonomian," kata ekonom INDEF Iman Sugema kepada VIVAnews, Selasa 3 Februari 2009.

Pada Desember 2008, BPS mencatat deflasi sebesar 0,04 persen. Sedangkan Januari 2009 terjadi deflasi sebesar 0,07 persen. Deflasi dipicu kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak.

Kalau pun angka yang dikeluarkan BPS benar, kata Iman, pemerintah telah salah menginterpretasikan maknanya. "Pemerintah malah senang dengan deflasi karena merasa berhasil menurunkan harga. Padahal ini justru cermin dari sebuah kegagalan karena kemarin-kemarin BI terlambat menurunkan suku bunga," katanya.

Akibat keterlambatan kebijakan itu, dampaknya terus berlanjut hingga saat ini yang terlihat dari berkurangnya belanja rumah tangga dan perusahaan. "Jadi saya pikir ini buah dari kebijakan yang ceroboh," ujar dia.

Pemerintah sendiri saat ini terus mendorong daya beli masyarakat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin, menegaskan pemerintah terus bekerja menjaga stabilitas harga  dan meningkatkan daya beli masyarakat. Kata dia, kenaikan daya beli masyarakat rata-rata pada kurun waktu 2004-2008 melebihi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Dua 'Bos' Pungli Rutan KPK Minta Maaf Usai Dijatuhi Sanksi Etik Dewas KPK
Jalan tol Solo-Jogja dibuka fungsional saat arus mudik dan balik Lebaran 2024

Menteri PUPR Sebut Operasi 7 Ruas Tol Fungsional Sukses Perlancar Arus Mudik Lebaran 2024

PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pengoperasian sejumlah ruas tol fungsional pada periode mudik Lebaran 2024 kemarin, telah berjalan efektif membantu kelancaran mudik.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024