VIVAnews - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid memberi penghargaan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang memasukan namanya di daftar calon pendamping Megawati Soekarnoputri. Tapi, Hidayat belum memutuskan menerima atau menolak bila Mega meminangnya.
“Di PKS, keputusan ada di tangan partai, bukan individu,” kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu di gedung Parlemen, Senayan, Selasa 3 Pebruari 2009.
Nama Hidayat mencuat di forum Rapat Kerja Nasional PDIP IV di Solo akhir Januari 2009. Sebagian daerah mengusulkannya menjadi pendamping Mega di bursa pemilihan presiden.
Nama Hidayat bertengger bersama sejumlah tokoh lainnya. Mereka adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X (kader Golkar dan Gubernur Yogyakarta), Fadel Muhammad (kader Golkar dan Gubernur Gorontalo), Akbar Tandjung (mantan Ketua Umum Partai Golkar), Surya Paloh (Dewan Penasehat Partai Golkar), dan Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya).
Hidayat menganjurkan kepada partai manapun yang ingin menggaet kader PKS menjadi pasangannya untuk berkomunikasi dengan partai. Bukan langsung meminta tokoh yang bersangkutan.
Hidayat mengatakan selama ini belum pernah dilamar PDIP untuk menjadi pendamping Megawati di bursa pemilu.