Econit: Stimulus Fiskal Hanya Labelisasi

VIVAnews - Ekonom Econit Hendri Saparini menilai antisipasi pemerintah mengatasi krisis melalui stimulus fiskal hanya labelisasi. Padahal program dalam APBN 2009 bukan dalam rangka menanggulangi dampak negatif dari krisis global.

Artinya pemerintah tidak melakukan reorientasi alokasi belanja yang ada, hanya mengelompokkan program-program yang bisa diberi stimulus.

"Tiba-tiba pemerintah mengklaim APBN 2009 akan memberikan stimulus fiskal sebesar Rp 71,3 triliun, bisa dibilang pemerintah hanya melakukan cara mudah dengan menyisir mata anggaran yang pantas diberi label stimulus," kata dia dalam Economic Outlook 2009 di Jakarta, Rabu 4 Februari 2009.

Bahkan, kata Hendri, beberapa stimulus malah mengancam kepentingan nasional. "Contohnya, bea masuk ditanggung pemerintah untuk bahan baku susu, justru akan merugikan peternak sendiri," kata Hendri.

Industri pengolahan susu yang komponen impornya sebesar 85 persen, kata dia, kemudian akan lebih memilih bahan baku susu impor dibandingkan menggunakan susu segar dalam negeri. "Sekaligus juga memberikan kesempatan kepada industri untuk meminta persyaratan yang semakin berat pada peternak," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) pada minyak goreng curah juga sebenarnya tidak perlu. "Harga CPO internasional kan sudah turun, begitu pula dengan beras, tapi pemerintah tidak bisa membuat harga minyak goreng dan beras di pasaran turun," katanya.

Menurut dia, ada sesuatu yang seharusnya bisa dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat tapi tidak dilakukan pemerintah. "Inilah struktur pasar yang tidak kompetitif karena oligopoli," katanya.

Hendri menilai Indonesia perlu belajar dari Amerika Serikat dan China. "Obama dalam kebijakannya menggelontorkan bailout lebih dari US$ 2 triliun untuk langsung pada proyek padat karya," katanya.

Sedangkan China, kata dia, mengeluarkan dana untuk pembiayaan industri dari cadangan devisa sebesar US$ 1,9 triliun dan mendorong eksportir untuk menempatkan produknya di negara-negara lain.  "Tapi, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia? Menyusun stimulus fiskal yang tidak menciptakan stimulus ekonomi," katanya.

5 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar
Pelatih Indonesia U-23, Shin Tae-yong

Yang Bikin Shin Tae-yong Terusik saat Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Pelatih Indonesia U-23, Shin Tae-yong tak lantas puas 100 persen saat berhasil mengalahkan Korea Selatan U-23 dalam perempat final Piala Asia U-23 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024