BII Raup Laba Rp 480 Miliar di Tahun 2008

VIVAnews - PT Bank Internasional Indonesia Tbk mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 36 persen pada 2008 lalu. Dengan kenaikan ini, laba bank menjadi Rp 480 miliar.

Peningkatan laba ini menurut Presdir BII Henry Ho dalam rilis bank yang diterima VIVAnews, Kamis 5 Februari 2009, didukung tingginya pertumbuhan simpanan nasabah dan kredit, terutama pada bisnis inti bank yaitu kredit Konsumer dan UKM/Komersial.  Simpanan nasabah tumbuh 18 persen menjadi Rp 44 triliun, sedangkan kredit konsumer naik 36 persen menjadi Rp 12,1 triliun dan portofolio kredit UKM/Komersial tumbuh 22 persen menjadi Rp 13,1 triliun. "BII telah menunjukkan kinerja yang baik pada tahun yang penuh dengan perubahan," kata Henry.

Dia menjelaskan, pendapatan bunga bersih meningkat 11 persen menjadi Rp 2,8 triliun, didukung oleh kuatnya pemasaran, pertumbuhan kredit dan simpanan nasabah, serta dengan tingginya spread antara bunga kredit dan simpanan masyarakat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Pendapatan operasional lainnya naik 20 persen menjadi Rp 1,5 triliun.  Hal ini mencerminkan keuntungan dari provisi dan komisi jasa, biaya dari penjualan surat berharga sebelum jatuh tempo untuk mengurangi risiko pasar dan meningkatkan likuiditas di saat kondisi kredit yang ketat. 

Sementara biaya operasional lainnya naik 16 persen menjadi Rp 2,8 triliun sejalan dengan tingginya inflasi dan perluasan jaringan cabang yaitu dengan pembukaan 13 kantor cabang baru dan relokasi 12 kantor cabang. 

Pendapatan sebelum pajak selama tahun 2008 naik 114 persen  menjadi Rp 653 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berasal dari pendapatan non-operasional bersih sebesar Rp 242 miliar dari penjualan kantor cabang non-operasional di luar negeri dan investasi tertentu lainnya.  Sementara, laba bersih setelah pajak naik 36 persen menjadi Rp 480 miliar.

Menurut Henry, bank juga  telah mencatat pertumbuhan kredit yang tinggi, dimana kredit perbankan konsumer naik 36 persen menjadi Rp12,1 triliun dibandingkan tahun lalu, sektor kredit UKM/Komersial sebesar 22 persen menjadi Rp 13,1 triliun dan kredit nasabah Korporasi sebesar 14 persen menjadi Rp 9,9 triliun.

"Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 300 basis point dari bulan Mei hingga awal Desember lalu mendorong melambatnya pinjaman secara umum selama kuartal terakhir tahun lalu, dimana nasabah berusaha mengurangi biaya kredit yang tinggi," kata dia.

Tingginya suku bunga selama semester kedua tahun 2008, kata dia, juga berpengaruh pada komposisi simpanan nasabah bank dengan adanya perpindahan simpanan nasabah ke deposito dengan bunga yang lebih tinggi.  Total simpanan nasabah tumbuh 18 persen menjadi Rp 44 triliun.  Giro dan tabungan yang berbiaya rendah memberi kontribusi sebesar 40 persen terhadap total dana pihak ketiga dibandingkan dengan kontribusi sebesar 45 persen pada tahun sebelumnya, sedangkan deposito berjangka naik 29 persen menjadi Rp 25,9 triliun.

Terkait masuknya Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (‘MOCS’), anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh Malayan Banking Berhad atau dikenal sebagai Maybank, Henry mengatakan, pemegang saham bank saat ini adalah Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak) sebesar 54,33 persen, Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (‘MOCS’)    43,19 persen, dan masyarakat     2,8 persen.

So Sweet! Ranty Maria Dilamar Rayn Wijaya Tepat di Momen Ulang Tahun
Aksi sopir pikap dipuji warganet

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

 Belakangan ini, viral di media sosial sopir pikap menghadang dua bus yang berusaha melawan arus di perempatan lampu merah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024