Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Diselidiki, Siapa Penaruh Kaleng dalam Tangki

VIVAnews - Hasil investigasi kasus kebakaran depo pertamina Plumpang pada Minggu 18 Januari 2009, menyatakan kebakaran terjadi bukan akibat ledakan bom, melainkan uap bensin yang terkena percikan api. Hasil penyelidikan mengungkapkan api berasal dari gesekan can sampling [kaleng contoh minyak] dengan slot lubang ukur tangki.

Juru Bicara Polisi, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira mengatakan meski penyebab sudah diketahui, penyelidikan kasus kebakaran Plumpang belum selesai."Penyelidikan akan dilakukan terhadap siapa yang menaruh can sampling dan siapa yang menggesek-gesek," kata Abubakar di Markas Besar Kepolisian, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis 5 Februari 2009.

Ketika ditanya apakah benar dugaan ada pencurian minyak dengan mempergunakan can sampling, Abubakar mengatakan tak tahu, "Belum ada indikasi," ujar dia.

Sebelumnya, Manajer Hubungan Eksternal Pertamina, Maruli Harahap mengatakan kaleng biasa digunakan tiap pagi pukul 05.00 WIB untuk mengambil contoh minyak.  Kaleng sampling mirip dengan timba. "Sulit katakan kenapa can itu dalam tangki," kata dia usai mengumumkan penyebab kebakaran depo Plumpang, Rabu 4 Februari 2009. 

Sementara, Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Susno Duadji tak memberi penjelasan apakah  korban, Zaenuddin (25) yang merupakan petugas satuan pengamanan Pertamina, patut disangka sebagai pemicu kebakaran. "Kalaupun dia jadi tersangka juga akan gugur. Dia kan sudah meninggal," kata Susno, Rabu 4 Februari 2009. 

Api di Plumpang baru bisa dipadamkan pada Senin, 19 Januari 2009, sekitar pukul 06.00 WIB. Kebakaran itu menimpa tanki raksasa yang terbesar dan modern.  Depo Plumpang adalah pusat suplai bahan bakar untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

Persib Bandung Bagi-bagi Takjil Gratis, Maskot Ikut Turun ke Jalan

Baca juga: Asal Api dari Gesekan Kaleng Sampling

Gerhana Matahari.

Gerhana Matahari Bisa 'Mengocok' Emosi Manusia sampai Mewek

Menurut NASA, jangan heran jika Anda atau seseorang di sekitar akan menangis ketika menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024