WAWANCARA KHUSUS ANINDYA N. BAKRIE

“Kami Siapkan Rp 12 Triliun untuk Buyback”

Otoritas bursa saham Indonesia sejak Selasa pekan lalu (7/10) menghentikan perdagangan sementara saham enam perusahaan milik Grup Bakrie setelah turun signifikan. PT Bumi Resources Tbk., misalnya, sebelum disuspensi, harga sahamnya turun menjadi Rp 2.175 per lembar. Padahal, pada 12 Juni, harganya pernah mencapai posisi tertinggi dalam sejarah, yakni Rp 8.550 per lembar.

Hingga saat ini, bursa efek Indonesia belum melepas suspensi saham kelompok usaha tersebut. Untuk mengetahui bagaimana langkah Grup Bakrie menghadapi anjloknya harga saham tersebut, tim redaksi VIVAnews mewawancarai Anindya Bakrie (CEO Bakrie Telecom), Senin malam (13/10) di Jakarta.

Berikut ini petikannya :

Berapa besar sebenarnya utang Grup Bakrie?
Holding Grup Bakrie punya utang sekitar US$ 1,2 miliar.  Belajar dari krisis tahun 1998 lalu kami memutuskan semua anak perusahaan harus sehat. Jadi induk usaha yang pinjam, kemudian diberikan ke anak-anak usaha. Ini keputusan baik karena seluruh anak-anak perusahaan untung semua.

Kreditor terbesar siapa?
Macam-macam. Ada JP Morgan, Credit Suisse yang sekaligus menjadi perantara dalam pembiayaan ini.

Utang itu default (gagal bayar)?
Tidak ada.  Jatuh temponya masih April 2009 dan tidak ada gagal bayar.  Ada dua pikiran. Kami mau beresin masalah hari ini atau nanti saat jatuh tempo. Padahal, kami tidak tahu arah pasar ke mana. Nah, kalau pasar naik, kami nunggu ya bagus. Tapi kalau pasar turun, ya susah. Nilai saham makin turun. Karena itu, kami memilih restrukturisasi saat ini.  Apalagi, ini krisis kepercayaan seperti 1997, maka kita harus lebih cepat mengatasi krisis kepercayaan ini.
Ada motto yang dipegang grup kami. Siapa yang menghadapi krisis terlebih dulu, maka kemungkinan besar ia akan keluar dari krisis lebih dulu. Itu terbukti pada 1997, saat Grup Bakrie mengalami krisis sangat besar. Bakrie menghadapi krisis secara langsung hingga kepemilikan tinggal 2,5 persen. Namun, Bakrie kemudian keluar dari krisis lebih dulu. Karena pada umumnya orang (kreditor) lebih senang yang menyelesaikan masalah daripada yang menunggu taktik negosiasi.

Jadi, Bakrie memilih lebih cepat penyelesaiannya?
Ya, ini krisis kepercayaan jadi kami menyelesaikannya dengan dasar kepercayaan juga.

Bagaimana pola restrukturisasinya?
Cara restrukturisasinya ada di holding dan unit usahanya, seperti PT Bakrie Telecom Tbk., PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., PT Bakrieland Development Tbk., PT Energi Mega Persada Tbk., dan PT Bumi Resources. Di holding, kami akan menjual berbagai saham. Sedangkan, di anak usaha yang beberapa waktu lalu  diberi penyertaan modal oleh pemegang saham, nantinya akan buy back sebagian besar saham yang mereka bisa bayar. Apalagi harga saham perusahaan-perusahaan itu kini sangat murah. Misalnya, Bakrieland harga per sahamnya sekarang Rp 150. Padahal,  saat divaluasi bulan lalu dengan semua land bank  (aset tanah) yang ada, harganya Rp 600 per saham. Land bank ini untuk dikembangkan 10 tahun ke depan.

Mengapa lebih memilih buyback?
Kalau dibeli kembali dengan jumlah yang tepat, jumlah saham di publik akan berkurang. Dengan sendirinya harga akan terangkat. Nah, kalau harganya sudah terangkat, Bakrie Brothers yang menjaminkan saham-saham tersebut akan memiliki kemampuan negosiasi dengan kreditor. Kalau anak usaha buy back, Bakrie Brothers akan menjual berbagai macam saham, tetapi masih memiliki portofolio di seluruh anak usahanya. Jadi meski jumlah kepemilikan saham berkurang kami tetap pegang kontrol di semua perusahaan. Termasuk di Bumi Resources yang nilainya besar.

Berapa anggaran untuk buyback?
Manajemen harus hitung baik-baik tujuan dari jajaran komisaris (BoC) dan regulator. Mereka harus bisa menghitung berapa dana untuk pengembangan yang tidak boleh berhenti, dan berapa yang harus dibeli karena harganya sudah terlalu murah dan sudah tidak merefleksikan fundamental. Angka yang dipikirkan pemerintah untuk buy back saham-saham BUMN sekitar  Rp 10 triliun. Bakrie mau keluarkan Rp 12 triliun. Ini jumlah signifikan.

Selain dana dari internal, ada pihak luar yang tertarik mendanai?
Pasar menunggu kepastian adanya investor luar negeri yang masuk ke Bumi. Ada banyak rumor. Memang ada beberapa nama sedang dinegosiasi. Umumnya, memang konsorsium yang akan mendukung dana untuk buy back ini. Mereka akan pinjamkan dana ke Bumi untuk buy back. Karena dia yang butuh dana paling besar.

Berapa investor yang berminat?
Kami yakin ada banyak institusi baik domestik maupun multinasional yang berminat diantaranya Credit Lyonnais  (CLSA),  Avenue Capital, Tata Power dan lainnya.  Mereka  semua  ingin   bekerja sama dengan perusahaan besar dan ternama di Indonesia seperti  Grup Bakrie.  Disamping itu, mereka tentu melihat bahwa semua perusahaan dalam Grup Bakrie beroperasi dengan pertumbuhan yang sangat pesat dan mencakup hampir semua sektor strategis di Indonesia.   Seluruh kinerja semua perusahaan-perusahaan kami yang bergerak dalam sektor-sektor strategis itu, termasuk diantaranya sektor pertambangan, minyak dan gas bumi, agrobisnis, properti, infrastruktur dan telekomunikasi, secara fundamental berada dalam kondisi terbaiknya sebagaimana telah disebutkan oleh masing-masing unit usaha kami dalam pemaparan publik tadi.    

Bagaimana kemajuan proses negosiasinya?
Saat ini prosesnya masih dalam tahap akhir diskusi dan kami yakin akan segera diselesaikan dengan target waktu seminggu. Untuk menyelesaikan transaksi seperti ini dalam kondisi pasar yang sangat irasional seperti sekarang, tentunya diperlukan suatu keadaan pasar yang kondusif dan bersih dari aksi short-selling serta rumor yang tidak bertanggung jawab. Jika penyelesaian transaksi penting ini terhambat, maka akibatnya akan sangat signifikan terhadap beberapa miliar dolar nilai saham Bakrie yang tercatat di bursa yang pada akhirnya akan berdampak buruk pada kondisi bursa secara keseluruhan dan akan merugikan investor. Padahal, tujuan utama kami adalah melindungi nilai dan para pemegang saham pada seluruh perusahaan kami.  Oleh sebab itu, kami meminta kepada regulator agar suspensi saham Bakrie diperpanjang, meskipun  pasar sudah buka, sehingga memulihkan kepercayaan investor terhadap keadaan pasar saham di Indonesia pada masa-masa yang irrational ini.  Karena dengan gabungan buy back dan penjualan saham di berbagai macam perusahaan. Kami  yakin,  Grup Bakrie akan  menjadi yang paling siap dalam menghadapi tantangan.

Toyota Tarik Ratusan Ribu Unit Mobil Prius Hybrid di AS
Nikita Mirzani

Nikita Mirzani Bongkar Kelakuan Pasangan yang Posesif: Sindir Rizky Irmansyah?

Menurut Nikita Mirzani, kebanyakan orang sedang jatuh cinta dan menjalani hubungan asmara, tidak bisa menyadari sampai mana batasan mereka membuat hubungan yang sehat

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024