VIVAnews - Kenaikan suku bunga penjaminan simpanan dari 9,25 persen menjadi 10 persen disambut positif kalangan perbankan nasional. Meski akan menaikkan biaya dana, keputusan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu bisa meredam perang suku bunga di tengah ketatnya likuiditas.
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Yungky Setyawan mengatakan dengan naiknya suku bunga penjaminan sebesar 75 basis poin, mau tidak mau bank-bank akan ikut menaikkan suku bunga dana mengikuti kenaikan tersebut.
"Ini supaya nasabah tidak lari," kata Yungky kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2008. Konsekuensi dari kenaikan tersebut akan meningkatkan biaya dana perbankan.
Dihubungi terpisah, ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Djoko Retnadi mendukung kenaikan suku bunga penjaminan simpanan. Menurutnya dengan kenaikan jumlah simpanan yang dijamin dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar, maka tidak sesuai lagi jika bunga tetap 9,25 persen.
Sebab selama ini nasabah yang mempunyai dana hingga Rp 100 juta tidak terlalu sensitif dengan suku bunga. "Tapi nasabah di bawah Rp 2 miliar merupakan nasabah yang sensitif terhadap suku bunga," kata dia.
Selain itu, Djoko yakin kenaikan bunga penjaminan simpanan ini akan meredam perang suku bunga. Selama ini bank diam-diam berperang menaikkan suku bunga di atas bunga penjaminan simpanan yang ditetapkan LPS. Khususnya untuk dana-dana dengan jumlah simpanan tertentu. "Jadi ini bisa meredam perang bunga," katanya.
Kenaikan bunga penjaminan simpanan, imbuh dia, juga dapat melegitimasi kondisi sebelumnya, di mana suku bunga pinjaman sudah terlanjur naik. Dalam kondisi saat ini, LPS harus mencermati kemungkinan penarikan dana dari perbankan oleh nasabah dan meminimalisir kompetisi suku bunga antarbank. "Jadi kepercayaan masyarakat bisa naik," kata dia.
Terpopuler: Kronologi Ruben Onsu Pingsan, Nasihat Rendy Kjaernett untuk Andrew Andika
Round-up dari kanal Showbiz pada Senin, 20 Mei 2024. Salah satunya tentang Kronologi Ruben Onsu pingsan.
