VIVAnews - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono, meminta kader-kader Golkar menahan diri atas ucapan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Achmad Mubarok. Apalagi, kata Agung, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah meminta maaf.
"Sebetulnya setiap kader partai, kalau diperlakukan seperti itu, pasti ada perasaan dihina dan tidak terima," kata Agung dalam jumpa pers di press room Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Rabu 11 Februari 2009. "Tapi karena sudah ada permintaan maaf, ya kami terima."
Agung lalu meminta kader-kader beringin jangan emosi menanggapinya. Takutnya, nanti kader kedua partai itu sama-sama tidak mampu mengontrol diri. "Memang pernyataan itu kesannya seperti orang yang merasa hebat dan arogan tapi saya tidak menganjurkan pada kader Golkar, emosi dibalas kontra emosi."
"Ke depannya, saya ajak rekan-rekan Golkar untuk bekerja keras, bahu membahu guna membuktikan bahwa kami mampu, tidak seperti yang diucapkan yang bersangkutan," katanya.
Ketegangan kedua partai pendukung pemerintah ini dimulai dari ucapan Mubarok di sela-sela Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat. Mubarok mengatakan koalisi dalam Pemilihan Presiden tergantung besar suara partai. "Kalau Golkar 2,5 persen, PKS 20 persen, Demokrat 20 persen, tentu ambil yang paling besar," kata Mubarok.
Namun di sebuah media cetak nasional, pengandaian Mubarok itu berubah jadi prediksi. Ketua Umum Golkar yang juga Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menjawab jangan remehkan Partai Golkar. Kabar keretakan Demokrat-Golkar pun merebak dan sampai ke telinga Yudhoyono. Dan Yudhoyono pun minta maaf.
Dikira Tewas oleh Israel, Komandan Al Quds Abu Shujaa Tiba-tiba Muncul di Pemakaman
Komandan kelompok bersenjata Palestina Al-Quds, Brigade Tulkarm di Tepi Barat, Abu Shujaa yang diberitakan telah terbunuh oleh pihak Israel pekan lalu, tiba-tiba muncul.
