VIVANews - Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Utara Komisaris Besar John Kalangi mengatakan tiga pulau di perbatasan dengan Filipina rawan terorisme. Ia menilai Pemerintah harus mencari solusi bagi tiga pulau di Sulawesi Utara itu, yakni Marore, Mianga dan Meranti.
Saat ini, kata dia, Filipina tengah menghadapi konflik dengan gerakan separatis Moro Islamic Liberation Front (MILF). "Beberapa teroris yang ditangkap mengaku pernah singgah di pulau perbatasan itu. Pulau-pulau itu menjadi jalur transit bagi teroris dari Filipina Selatan," kata John saat paparan di dalam rapat koordinasi di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Rabu 11 Februari 2009.
Ia khawatir, masyarakat yang menghuni pulau-pulau perbatasan dengan Filipina itu akan terpengaruh oleh faham yang dibawa para teroris itu.
Selain itu, ia menilai Pemerintah harus mempertegas legitimasi tiga pulau itu meski Pemerintah Filipina sudah mengakui ketiganya masuk wilayah Indonesia. "Secara politis, memang tidak ada masalah. Tapi, pulau-pulau itu lebih dekat ke Filipina ketimbang ke Indonesia," ujar dia.
Di masa tahun 1980-1990, Aparat Indonesia menemukan foto Presiden Filipina saat itu, Ferdinand Marcos lah yang terpampang di pulau-pulau itu, bukan gambar Presiden Indonesia, Soeharto.
Selain itu, John menambahkan, sejumlah konflik antara aparat Indonesia dan masyarakat setempat pernah terjadi. Merasa tidak puas dengan penyelesaian bentrok, masyarakat di pulau perbatasan itu malah menaikkan bendera Filipina.
"Perlu upaya diplomasi untuk masalah ini agar tidak mencuat lagi di masa datang," kata dia. Jika tidak diselesaikan, ujarnya, masyarakat di pulau perbatasan akan bergantung pada Filipina.
Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi
MaxNovel bersama dengan berbagai universitas di Indonesia, termasuk LP3I, bekerja sama dalam rangka memberdayakan kemampuan para penulis muda.
