VIVAnews – Pemerintah Thailand dan Kamboja akan memberi klarifikasi mengenai pemicu baku tembak di perbatasan kedua wilayah. Departemen Luar Negeri Republik Indonesia menunggu pengumuman resmi dari masing-masing pemerintah itu.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, pemerintah kedua negara akan menjelaskan penyebab insiden itu karena prajurit mengalami lepas kontrol atau faktor lain.
“Sebab, kedua negara telah memegang komitmen menyelesaikan konflik melalui jalan damai,” katanya kepada VIVAnews, Rabu 15 Oktober 2008.
Menurut Faizasyah, Pemerintah Indonesia memberikan perhatian pada sengketa kedua negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menelepon pemimpin kedua negara untuk menawarkan penyelesaian masalah tanpa kekerasan. “Mereka sudah komitmen mencari mencari cara damai,” katanya.
Baku tembak prajurit dari Thailand dan Kamboja terjadi di perbatasan kedua negara yang bertetangga, Rabu 15 Oktober 2008.
Meningkatnya ketegangan antara Thailand dan Kamboja dipicu pernyataan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, Senin 13 Oktober 2008.
Dia memperingatkan pasukan Thailand harus menarik diri dari wilayah sengketa pada petang Selasa 14 Oktober 2008 atau berisiko terjadinya konflik bersenjata.
Pernyataan tersebut membuat panas telinga para pejabat Thailand. Mereka menganggap peringatan itu berlawanan dengan “semangat kerukunan antar negara bertetangga” dan kerjasama regional.