Agung Putri Caleg PDIP Bali

Sinisme terhadap Sistem Sudah Tidak Relevan

VIVAnews —Diskusi Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat hari ketiga, 11 Februari 2009, di Denpasar Bali dihadiri I Gusti Agung Putri Astrid akrab dipanggil Gung Tri, direktur Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) yang sekaligus calon legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan).

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Dalam kesempatan itu Gung Tri menyampaikan pandangannya tentang pemilihan umum 2009 dan langkah-langkah yang selayaknya ditempuh gerakan rakyat.

Berbicara tentang perkiraan hasil pemilu 2009 Gung Tri menyatakan kemungkinan akan memunculkan elit-elite politik lama. Demikian juga dengan sistemnya, akan mengalami pengulangan dengan orang-orang yang berperilaku sama.

“Jadi, saya kira tidak akan ada sesuatu yang baru, tidak akan ada harapan,” kata Tri.

Menurutnya, wajah Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR yang akan datang kemungkinan diisi dua jenis anggota. “Pertama, anggota DPR yang memiliki sumberdaya keuangan yang cukup kuat, sehingga dia memiliki kemampuan menggalang suara lebih banyak. Kedua, anggota DPR yang sangat miskin tetapi dia sangat populer di masyarakat. Keduanya adalah orang yang memenuhi prinsip suara terbanyak yang sudah ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi, suatu prinsip yang sudah disepakati oleh rakyat Indonesia sebagai prinsip demokrasi kita. Jadi saya kira dua orang inilah yang akan bisa memenuhi suara terbanyak.”

Tetapi, kata dia, orang-orang yang memiliki suara terbanyak belum tentu bisa bekerja di DPR. Belum tentu memahami kinerja di DPR.  Baik masyarakat maupun calon anggota legislatif masih menganut pandangan dangkal bahwa fungsi DPR adalah membuat anggaran.

“Jadi fungsi yang lain, apakah itu fungsi legislasi maupun fungsi pengawasan pemerintah, itu tidak dikenal oleh masyarakat. Atau paling tidak, mereka mengenal, tetapi tidak merasa ada ikatan langsung pada kedua fungsi itu.” Menurutnya, siapapun yang menjadi anggota DPR, selama masyarakat masih memahami fungsi DPR hanya menurunkan atau menggelontorkan anggaran dan selama mereka belum bisa memisahkan mana anggota legislatif, mana pemimpin eksekutif, kita tidak akan mendapatkan satu kepuasan yang lain.

“Jadi kalau ada pertanyaan apakah akan ada perubahan, maka saya akan jawab tidak akan ada perubahan,” tegas Tri.

Menyikapi hal itu, Tri mengingatkan bahwa yang diperlukan saat ini adalah memahami secara persis anatomi dari parlemen: apa dan bagaimana melakukan sesuatu, apakah itu intervensi, apakah itu penolakan, atau apapun. Menurutnya, “Kalau kita hanya berhenti pada pertanyaan ada perubahan atau tidak, maka kita sendiri pun tidak kemana-mana.”

“Jadi, saya pikir, sekarang gerakan membutuhkan satu hal yang lebih. Dia membutuhkan satu pengetahuan tentang anatomi kekuasaan itu sendiri secara mendetil.”

Menyikapi sikap sinisme sebagian aktivis terhadap sistem politik Indonesia dan pemilu 2009 khususnya, Tri menyatakan, sikap sangat sinis sudah tidak relevan lagi, karena dibutuhkan sikap lebih jauh dari itu, yakni memasuki sistem.(Sadikin Gani, pengelola Mediabersama.com)

Logo Media Bersama

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Kim Min-jae saat Napoli melawan Inter Milan

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Pada Senin, 22 April, Inter Milan meraih Scudetto ke-20 dalam sejarah mereka, dan cara mereka memastikannya tidak bisa lebih memuaskan lagi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024