Indeks Masih Cermati Global

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi Kamis, 16 Oktober 2008, diprediksi akan mencermati pergerakan bursa global dan sentimen penurunan harga komoditas dunia.

“Indeks belum mampu lepas dari sentimen pasar global dan pergerakan harga komoditas,” kata analis PT Reliance Securities Andrew Sihar kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2008.

Andrew memperkirakan, indeks Kamis akan bergerak di batas bawah (support) 1.450 dan batas atas (resistance) di level 1.570.

Pada transaksi Rabu, indeks ditutup di level 1.520,41 atau melemah 35,56 poin (2,28 persen) dari perdagangan sehari sebelumnya yang menguat 94,09 poin atau 6,44 persen di posisi 1.555,96. Sebanyak 37 saham menguat, 140 terkoreksi, 43 stagnan, dan tercatat 240 tidak terjadi transaksi.

Menurut dia, pergerakan negatif indeks global maupun regional yang rata-rata bergerak negatif Rabu, masih menjadi faktor negatif yang dapat mendorong kembali terjadinya aksi ambil untung (profit taking) investor. Seperti di Asia, Hang Seng terkoreksi 834,58 poin (4,96 persen) menjadi 15.998,30 dan Straits Times turun 77,24 poin (3,63 persen) ke posisi 2.051,07. “Pergerakan indeks Dow Jones di bursa Wall Street dan Eropa tetap bisa menyita perhatian pemodal,” jelas Andrew.

Bahkan tambah Andrew, harga minyak mentah dan sejumlah harga komoditas tambang seperti nikel yang cenderung turun akan menjadi pemicu sentimen negatif  pergerakan saham-saham unggulan di sektor tersebut.  

Pengamat pasar modal Gifar Indra Sakti juga berpendapat, indeks hari ini akan bergerak konsolidasi di kisaran support 1.488 dan resistance 1.576. Sebab, perkembangan bursa regional yang Rabu sebagian besar terkoreksi masih menjadi pertimbangan investor untuk kembali membeli saham.

Dia mengatakan, sisi teknis yang menunjukkan posisi indeks sudah menyentuh batas bawah tren penurunan (down trend) yang berada di level 1.562, yang mendukung terjadinya pelepasan saham juga menjadi pendorong terkoreksinya indeks. “Apalagi, sisi fundamental tidak ada yang bersifat materiil,” tegas Gifar.

Langkah Prabowo Larang Pendukung Demo di MK Dinilai Bisa Jaga Kesejukan Demokrasi


Rekomendasi Saham

Andrew Sihar merekomendasikan, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Kedua saham itu, terkait aksi pembelian kembali (buy back) saham lanjutan. Sedangkan saham batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebaiknya dihindari, seiring melemahnya permintaan dan tren harga komoditas yang turun.

Sedangkan Gifar Indra Sakti masih menyarankan saham-saham papan atas (blue chips) badan usaha milik negara (BUMN), seperti ANTM dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) yang tetap menjadi radar investor yang menanti aksi buy back lanjutan.

Namun, dia juga merekomendasi saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Bank International Indonesia Tbk (BNII) untuk dikoleksi pada jangka pendek maupun panjang. Sebab, fundamental perseroan tetap menjanjikan. “Harganya saat ini masih murah,” jelas Gifar.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global
Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto Hadiri Akad Nikah Putri Gubernur Jambi

Ketua DPRD Jambi Hadiri Akad Nikah Pernikahan Putri Sulung Gubernur Al Haris

Ketua DPRD Jambi, Edi Purwanto bersama istri menghadiri akad nikah Esy Risdianti, putri sulung Gubernur Jambi Al Haris.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024