Perbandingan Pelatih-Pemain Indonesia 1:400

VIVAnews - Peran pelatih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional. Karena itu, PSSI diharapkan mampu menambah jumlah pelatih yang ada saat ini.

Menurut Staf Ahli Menegpora, Djohar Arifin Husein, pada seminar bertajuk “Masa Depan Sepak Bola Indonesia” di Hotel Manhattan, Jakarta, Rabu, 18 Februari 2009, di Indonesia perbandingan pelatih dengan pemain adalah 1:400. Padahal idealnya, seorang pelatih hanya menangani 24 pesepakbola atau lebih sedikit.

"PSSI harus menambah jumlah pelatih agar tercipta pesepakbola muda yang menjadi bibit bagi tim nasional  ke depannya," kata Djohar. Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang perlu dibenahi untuk menciptakan tim sepak bola berkualitas. Selain pembinaan usia dini dan pemain junior, pendidikan kepelatihan juga merupakan bagian yang harus diperhatikan.

"Tidak ada tim nasional yang kuat tanpa memperhatikan sistem pelatihan untuk usia dini," kata Djohar. Selain memebenahi kepelatihan, Djohar juga menilai kompetisi sepak bola yang ada juga mempengaruhi terciptanya sepak bola nasional. Bahkan, menurut Djohar, kompetisi nasional merupakan muara bagi tim nasional. Sayang, di Indonesia kompetisi belum berjalan dengan baik.

Meniliki kondisi sepak bola nasional, Djohar menilai, PSSI tak perlu terburu-buru untuk berbicara di pentas dunia. Sebab, dengan kondisi yang ada saat ini, target realistis yang bisa diraih timnas adalah di level Asia.

Agar mampu menempati posisi delapan besar Asia, kualitas individu pemain Indonesia sebaiknya tidak terlalu jauh berbeda dengan tim-tim terbaik Asia. Untuk ini, dibutuhkan metode latihan sepak bola modern dan meninggalkan pola-pola konvensional.

"Untuk berbicara di pentas Asia, Indonesia sebenarnya punya kemampuan. Hanya kita butuh kerja keras untuk meraihnya. Semua harus diawali dengan penanganan pesepakbola usia dini dengan benar," tandas Djohar.

Sementara itu, Ketua yayasan IOP Bob Hippy mengaku pernah berdiskusi dengan salah seorang pelatih Jepang. Pelatih tersebut menyatakan butuh waktu sekitar 40 tahun bagi negaranya untuk bisa menjadi salah satu poros kekuatan sepak bola di Asia.

"Kami ingin melanjutkan cita-cita Ronny Pattinasarani agar Indonesia punya sistem pembinaan usia dini yang baik. Tidak perlu menunggu PSSI untuk melakukan itu. Justru, harus ada revolusi di tubuh PSSI," kata Bob Hippy.

Dalam acara seminar yang diselenggarakan oleh Akademi Sepak bola Intinusa Olah Prima (AS IOP) ini, hadir juga Komandan Program Atlet Andalan (PAL), Ahmad Sutjipto, pelatih, Sutan Harhara (pelatih), dan ekonom, Fadhil Hasan.

Prediksi Premier League: Fulham vs Liverpool
VIVA Militer: Serangan rudal Iran menghantam pangkalan udara militer Israel

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel

Serangan mengejutkan dari Iran sebagai balasan terhadap Israel yang menyerang pangkalan militer Iran di Damaskus, Suriah, membuat dunia terkejut sekaligus meningkatkan es

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024