Pertarungan di Golkar

Saya Khawatir Golkar Kehilangan Segalanya

VIVAnews – Rapat Konsultasi Nasional Partai Golkar pada 19 Februari 2009 akhirnya mengusulkan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai calon presiden.

Ketua DPP Partai Golkar Muladi tidak setuju bila Golkar mengajukan capres sendiri. Dia mengusulkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla. Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Muladi, yang juga Gubernur Lemhanas di kantornya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Apa materi rapat konsultasi ?

Rapat konsultasi nasional Golkar merupakan suatu program antara sebelum rapat pimpinan khusus yang akan dilakukan setelah pemilu legislatif.

Dalam forum tersebut diinstruksikan ke daerah-daerah untuk menyampaikan aspirasi calon presiden maupun wakil presiden secara berjenjang mulai daerah tingkat II, tingkat I dan ke DPP. Istilahnya penjaringan, siapa yang kompeten masuk ke bursa capres dan cawapres.

Itu saya kira wajar dan demokratis. Hanya saja pada akhirnya, menurut saya, yang akan disurvei adalah pasangan-pasangan, termasuk pasangan SBY-JK. Karena kami belum tahu peta politik. 

Hasil survei kemarin terhadap 77 Dapil [Daerah Pemilihan], Golkar mendapat 19 persen. dan Demokrat naik luar biasa menjadi 16 persen dan PDIP di urutan tiga.

Tapi ini survei. Itu gambaran sementara bahwa Golkar semakin meningkat. Jadi tumbuh rasa optimis bagi kami untuk berbuat yang terbaik. Dan kalau hasilnya seperti itu, saya kira itu kemenangan tipis. Maka koalisi Golkar-Demokrat tak bisa dihindarkan lagi.

Bagaimana dengan penyataan Wakil Ketua DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok bahwa Golkar hanya dapat 2,5 persen?

Kalau kami kemudian marah dengan pernyataan Mubarok saya kira itu terlalu emosional. Mubarok itu hanya  elemen kecil di Partai Demokrat. Ya mungkin pernyataannya emosional. Tapi SBY sudah menyampaikan sangat kecewa dengan pernyataan itu. Jadi kami tidak perlu bereaksi secara emosional. Tapi kami juga harus siap sedia kalau terjadi apa-apa.


Anda tak setuju Kalla maju sebagai capres?

Tegas! Nikita Mirzani Coret Nama Lolly dari KK, Hak Waris, dan Asuransi: Sudah Gak Peduli!

Jangan karena kemenangan tipis atau pertimbangan emosional, kami mencalonkan JK [sebagai capres]. Saya khawatir Golkar akan kehilangan segala-galanya. Pemilu presiden itu memilih orang, bukan partai. Contohnya Pak SBY yang hanya mendapat 7 persen di pemilu legislatif, menang.

Menurut Anda, SBY-JK merupakan pasangan paling realistis?

Kecuali Golkar menangnya 40 persen. Orang  bisa berpikir lain. Tapi kalau kondisi seperti sekarang sangat tidak realistis untuk secara emosional mencalonkan JK sebagai calon presiden yang berdiri sendiri.  Dan saya yakin JK juga lebih nyaman seperti sekarang untuk meneruskan program-programnya. Bahwa presiden itu bukan hanya milik Golkar saja. Tapi untuk kepentingan bangsa dan negara.

Bukankah nama Kalla tidak muncul sebagai cawapres di Rapimnas Demokrat?

Itu kan taktik mereka. Mereka juga menunggu sampai pemilihan legislatif. Terkecuali jika Demokrat tidak menghendaki JK, masalahnya lain. Tidak ada pilihan lain kecuali Kalla mencalonkan sendiri. Tapi, kami sendiri belum tahu apa yang terjadi secara pribadi diantara merteka.

Saya kira, nomer satu bagi mereka adalah menuntaskan pemerintahan sekarang. Setelah itu, melihat hasil pemilu, otomatis akan ada suatu pemikiran antara partai ini dan  sesama ketua umum apa yang seharusnya terjadi di masa depan. 

Prediksi Anda bagaimana?

Alternatifnya cukup banyak. Dinamika politiknya juga cukup cepat. Tapi ramalan saya, kalau perbedaannya tipis, tidak ada jalan lain kecuali mempertahankan pasangan yang ada sekarang. Dan rakyat sangat mengharapkan hal itu. Dalam survei-survei JK tertinggi sebagai cawapres sedang SBY tertinggi sebagai capres. Dan yang dihadapi saya kira cukup berat. Megawati masih cukup kuat.

Kemudian alternatif ketiga dari koalisi partai-partai kami belum tahu. Apakah Pabowo [Subianto] atau Wiranto muncul juga. Jadi ramalan saya  partai terkuat pertama Golkar, kedua Demokrat, ketiga PDIP. Ini di peringkat pertama. Di level kedua PKB dan PPP. Rangking keempat ada Hanura, Gerindra, dan yang lain. Tapi empat besar ini akan mewarnai politik Indonesia di masa depan.

Bagimana dengan Sri Mulyani yang sempat muncul sebagai cawapres SBY di Rapimnas Demokrat?  

Tak Melulu Konsumsi Pil Vitamin, Ini 5 Buah yang Mengandung Vitamin C Tinggi


Tidak mengapa. Tidak bisa suatu perkawinan berjalan serpihak. Kalau memang Demokrat seperti itu dan SBY seperti itu, tidak ada cara lain kecuali Kalla harus mencari calon wakil presiden. Calon wakil Kalla bisa datang dari mana saja, tapi lebih baik dari pihak eksternal.

Skenario itu sudah ada?


Pasti ada. Tapi belum disebutkan. Kami ini trennya SBY-JK tapi semua ini tergantung Yudhoyono dan Demokrat. Kalau sudah tidak menghendaki koalisi dengan Golkar, maka Golkar otomatis akan mencari yang lain.  Tapi saya pribadi yang ikut dalam pemerintahan ini melihat pasangan SBY-JK paling kondusif menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas, apalagi menghadapi krisis global ini.

SBY orang yang hati-hati dan akurat. JK langkah-langkahnya cepat dan sistematis. Ini pasangan yang tepat. Sri Mulyani bisa saja diajukan tapi dia tak punya dukungan massa dan pengalamannya sebagai negarawan masih kurang.

Bila perolehan suara mencapai 20 persen, bukankah Demokrat tak perlu menggandeng Golkar?

Politik tidak mudah. Golkar misalnya 25 persen. Tapi ini belum kuat. Untuk menciptakan stabilitas politik harus menguasai parlemen. Minimal 50 persen. Jangan berorientasi pada pilpres tapi  berorientasi pada stabilitas politik, termasuk menguasai parlemen. Gejolak berupa hak angket dan interpelasi, peran Golkar besar sekali untuk membackup ini. Golkar sendirian tidak kuat.

Bagaimana soal Sri Sultan Hamengku Buwono X?

Kemarin saya memang berbicara keras sekali. Saya mengatakan dia telah membelot dari Golkar dan partai harus mengambil tindakan. JK belakangan membenarkan sikap saya.

Kemarin Sri Sultan juga muncul di rapat konsultasi Golkar.  Dia mengatakan tidak mungkin ke PDIP. Dia bilang saya mau jadi presiden masa Megawati jadi cawapresnya. Tapi dia hanya dicalonkan satu partai kecil, partai Republikan. Dengan penjaringan di tubuh Golkar, dia ingin masuk ke bursa. Silakan saja. Nanti akan ditentukan melalui survei. Apakah dia punya akseptabilitas cukup kuat di Golkar.

Sri Sultan menyatakan secara terbuka menolak menjadi cawapres Mega?

Iya. Dia bilang dia hanya ingin jadi presiden. Karena katanya itu sabdo pandito ratu. Tapi di Golkar dia tidak bisa jadi presiden. Yang bisa jadi presiden hanya ketua umum.

Mendagri: Dewan Kawasan Aglomerasi Bukan Ambil Alih Kewenangan Pemerintahan Daerah

Golkar terbelah dua, antara pendukung Kalla dengan Sri Sultan?

Itu menunjukkan di Golkar terjadi perbedaan pendapat, tapi tidak pecah. Dan hal itu tidak ditentukan dengan cara berkelahi. Tapi tren itu akan ditentukan melalui survei. Jadi boleh saja ada grup mendukung SBY-JK, lalu ada kelompok lain yang mendukung JK-siapa. Silakan.

Survei saja nanti. Trennya yang paling besar yang mana. Jadi hasil survei yang akan menentukan pilihan terakhir. Tapi menurut saya hak istimewa ketua umum harus dihormati. Dia yang akan menentukan pengarahan terakhir. Dengan studi kelayakan yang kuat.


Pendukung Sri Sultan cukup kuat di Golkar?

Siapa bilang. Tidak ada itu. Tidak kuat. Ya satu sampai tiga orang memang ada. Tapi kalau pendukung SBY-JK kemungkinan besar separuh. Separuhnya terpecah-pecah. Ada yang Akbar Tanjung dan macam-macam.

Kalau Sri Sultan maju menjadi calon partai lain bagaimana?

Yang jelas dia tak boleh pakai atribut Golkar. Tapi kalau soal pemecatan tergantung dia. Mau mundur seperti Prabowo dan Wiranto, terserah. Jusuf Kalla saat mengandeng SBY dulu juga tak menggunakan atribut Golkar.

Apa tanggapan Anda dengan pernyataan seorang petinggi Golkar bahwa pendukung SBY-JK mengincar kursi menteri?

Oh tidak. Hanya orang bodoh yang bicara itu. Politik itu bukan masalah kepentingan pribadi, tapi kepentingan pembangunan nasional ke depan.

Seperti dulu saya mendukung SBY-JK, saya tak pernah ingin jadi menteri. Setelah pemerintahan berjalan setengah dan saya jadi Gubernur Lemhanas, setingkat menteri, itu soal lain. Saya tidak punya cita-cita ingin jadi ini atau itu. Bohong itu. Kalau memang ditunjuk jadi menteri Alhamdullilah tidak masalah. Kalau tidak pun kita punya profesi masing-masing.

Seperti pernyataan tokoh Golkar kemarin, itu pernyataan yang emosional dan bodoh. Tidak pantas disampaikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya