Prediksi

IHSG Diikuti Sentimen Negatif

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Senin, 23 Februari 2009, berpotensi melanjutkan tekanan jual yang terjadi pada penutupan transaksi akhir pekan lalu.

"Sentimen negatif masih mengikuti pergerakan IHSG," kata Ukie Jaya Mahendra, pengamat pasar modal kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 20 Februari 2009.

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN

Ukie memproyeksikan, IHSG pada perdagangan hari ini bergerak di kisaran batas bawah (support) 1.255/1.177/1.086 dan batas atas (resistance) di level 1.346/1.360/1.383.

Pada transaksi Jumat, indeks ditutup melemah di level 1.296,94 atau turun 2,03 persen (26,75 poin) dari perdagangan Kamis, 19 Februari 2009, yang berakhir melemah 0,52 poin (6,91 persen) ke posisi 1.323,69.

Di bursa Asia ditutup juga bergerak negatif. Indeks Hang Seng menjadi 12.699,17 atau melemah 324,19 poin (2,49 persen), Nikkei 225 turun 141,27 poin (1,87 persen) ke posisi 7.416,38, dan Straits Times terkoreksi 34,41 poin (2,11 persen) menjadi 1.594,94.

Sedangkan di bursa Wall Street, pada perdagangan Jumat sore waktu New York atau Sabtu dini hari WIB, indeks Dow Jones kembali melemah 100,28 poin atau 1,34 persen ke level 7.365,67. Indeks Nasdaq turun 1,59 poin atau 0,11 persen menjadi 1.441,23 dan S&P 500 terkoreksi 8,89 poin atau 1,14 persen di posisi 770,05.

Menurut Ukie, pada pekan ini sentimen negatif keluarnya laporan keuangan kuartal IV-2008 sejumlah emiten yang diperkirakan turun dari periode yang sama tahun sebelumnya bakal menyertai pergerakan indeks. "Jadi, pekan ini IHSG masih krusial," ujarnya.

Dia mengakui, pergerakan bursa global dan regional yang masih minim sentimen positif, seperti Jepang yang turun empat persen, Korea 10 persen, Australia empat persen, Hang Seng delapan persen, dan Sanghai 2,5 persen dalam sepekan lalu turut mempengaruhi pergerakan IHSG. "Apalagi, rupiah juga cenderung melemah terhadap dolar AS," kata Ukie.

Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto berpendapat, sebaiknya investor menunggu sampai volatilitas indeks berkurang untuk mengambil posisi di saham. "Hal itu ditandai sisi teknis seperti indikator Bollinger band yang menyempit," tuturnya.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Sebab, dia menambahkan, masih minimnya sentimen positif dari domestik maka IHSG sangat tergantung arah indeks Dow Jones dengan support kuat di level 1.280. "Kalau Dow Jones melemah lagi, indeks sepertinya ikut terkoreksi," ujar Ikhsan.

Ikhsan memprediksikan, pergerakan IHSG awal pekan ini akan bergerak di kisaran 1.280-1.310.


Rekomendasi Saham

Terpopuler: Sandra Dewi Kena Hujat karena Suami sampai Sopyan Dado Meninggal

Ukie menyarankan, koleksi saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) karena kinerjanya mampu bertahan di saat ekonomi krisis dan PT United Tractor Tbk (UNTR) terkait proyek perseroan yang bisa mendatangkan keuntungan. "Sedangkan saham PT Indosat Tbk (ISAT), secara teknis menunjukkan penguatan harga lagi," tutur dia.

Ikhsan merekomendasikan, akumulasi saham UNVR, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Saham-saham itu, kata dia, layak akumulasi seiring sisi teknis yang menunjukkan peluang penguatan kembali harga.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Wakil Ketua Umum Golkar mengatakan bahwa tak boleh ada pembatasan dalam membentuk kabinet, karena merupakan hak prerogatif presiden.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024