Krisis Industri Penerbangan AS

US Airways Kembali Gratiskan Minuman

VIVAnews - Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), US Airways, mulai 1 Maret 2009 kembali menggratiskan minuman bagi para penumpang pesawat. US Airways akan mengumumkan kebijakan untuk tidak menarik ongkos atas minuman soda, jus, dan minuman non-alkohol, Senin 23 Februari 2009.

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng

Perubahan kebijakan tersebut tertuang dalam sebuah memo yang disebarkan kepada para pegawai US Airways oleh direktur eksekutif Doug Parker, Minggu malam.

"US Airways menjadi satu-satunya maskapai penerbangan besar yang menarik bayaran atas minuman, sehingga kita berada di situasi yang tidak menguntungkan," kata Parker dalam memo kepada pegawainya.

"Lebih penting lagi, perbedaan pelayanan kita telah menjadi poin yang justru mengurangi pencapaianyang telah kita raih pada tahun sebelumnya."

Di tengah persaingan ketat industri penerbangan akibat krisis ekonomi, sejak 1 Agustus 2008, US Airways satu-satunya maskapai besar yang menarik bayaran atas minuman dari para penumpang.

9 Menu Buka Puasa Unik dari Berbagai Negara, Bikin Ngiler dan Penasaran!

Perusahaan yang berbasis di Tempe, Arizona, ini menarik US$ 2 atas minuman soda, jus, kopi, dan air kemasan botol di kabin penumpang penerbangan domestik.

Sedangkan bagi penumpang kelas utama dan semua penumpang yang terbang melintasi Laut Atlantik, masih bisa menikmati minuman gratis.

Parker mengatakan, tujuan US Airways menerapkan program pembelian minuman adalah untuk menambah penerimaan. Dalam memonya, Parker tidak mencantumkan berapa penerimaan yang dikumpulkan dari penarikan ongkos minuman.

KPK: Sahroni Sudah Kembalikan Aliran Dana Rp 40 Juta dari SYL yang Mengalir ke Nasdem

Namun, tidak seperti yang dilakukan US Airways, maskapai penerbangan lain  di AS tidak mengenakan biaya atas minuman yang dipesan penumpang. Mereka mengenakan biaya untuk pengecekan tas dan pemakaian bantal.

Parker juga menyinggung kondisi ekonomi dalam memonya. Untuk menyiasati krisis, maka US Airways akan mengubah model bisnisnya ke model a la carte.

Parker mengatakan US Airways akan tetap mengenakan ongkos untuk item-item dalam daftar layanan, seperti pemilihan posisi kursi di kabin, selimut, dan bantal. Dia mengungkapkan bahwa perusahaan akan mengumpulkan US$400 juta hingga US$500 juta di tahun 2009 dari menu a la carte. (AP)
 

(Tengah) Anggota Komisi C DPRD DKI, Esti Arimi Putri

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Esti Arimi Putri menilai pentingnya upaya pemberdayaan daya beli terhadap semua golongan demi mengendalikan inflasi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024