Di Balik Fenomena Film "Slumdog Millionaire"

Kaum Kumuh India Lebih Percaya Kerja Keras

VIVAnews - Vedant Kamble, 8 tahun, tidak mengharapkan rezeki jatuh dari langit seperti yang terjadi dalam film "Slumdog Millionaire." Vedant tidak mengikuti kuis 'Who Wants to be a Millionaire' berhadiah 20 juta rupee seperti Jamal Malik, tokoh utama 'Slumdog'.

Vedant dan keluarganya yang tinggal di kawasan kumuh dan padat Dharavi, pinggiran kota Mumbai, India berjuang keluar dari kemiskinan dengan bekerja keras. Mereka mendapat dukungan masyarakat Dharavi yang memiliki impian serupa dan didanai organisasi-organisasi internasional.

"Saya rasa apa yang ditunjukkan dalam film itu benar-benar terjadi, namun mereka yang tinggal di kawasan kumuh itu tidak dapat disebut anjing karena mereka semua bekerja keras," ujar pekerja sosial Mumbai, Deepashree Medar seperti dikutip harian Kanada Globe and Mail edisi Minggu (22/2).

Lebih dari 500 juta orang diperkirakan tinggal di pemukiman Dharavi, yang bersebelahan dengan bandara Mumbai dan jalur kereta api utama menuju pusat kota.

Medar bekerja di lembaga swadaya masyarakat YUVA India. Lembaga ini mempekerjakan para ibu di Dharavi untuk memasak dan menyediakan makanan bagi ratusan anak di pusat komunitas Dharavi. YUVA mendapat bantuan dari Kantor Pembangunan Internasional Kanada dan Rooftops Canada.

Seorang ibu yang menjadi relawan Yuva, Bharti Bagde mengatakan ia harus memberi nafkah dua anaknya dengan penghasilan kurang dari satu dolar per hari. Sebelum bergabung dengan YUVA, Bagde bekerja membuat tas kertas.

"Saya belum melihat film 'Slumdog', tapi hidup di Dharavi tidak seburuk itu. Memang kami dilanda banjir saat musim hujan, tapi kami saling membantu," kata Bagde.

Direktur Eksekutif YUVA, K.T. Suresh mengaku terkejut melihat reaksi terhadap 'Slumdog' di negaranya. Menurut Suresh, kalangan menengah terus berusaha mengabaikan fakta bahwa permasalahan sosial di daerah kumuh benar-benar terjadi.

"Mereka terus beranggapan bahwa India sangat makmur dan bersinar, sementara kemakmuran itu tidak dapat diraih jutaan penduduk India," ujar Suresh.

Film 'Slumdog', lanjut Suresh, menempatkan India di hadapan pedang bermata dua. Penduduk India menginginkan perhatian dunia global berbentuk piala Oscar. Namun mereka juga menolak melihat problematika yang dihadirkan film itu.

Dua pekan lalu, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Negara Berkembang (UNDP) melaporkan bahwa kelas menengah India menganggap bahwa stres merupakan masalah kesehatan utama di India, bukan kelaparan atau sanitasi buruk.

Badan UNDP juga memperkirakan pemukiman kumuh di India masih akan berkembang. Setidaknya 42 juta orang, setara dengan jumlah penduduk Spanyol, hidup di area kumuh di India. India juga berkutat dengan masalah gizi buruk yang dialami 57 juta balita.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United
Politisi DPP PKB, Daniel Johan

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024