Pesantren Al-Wustho Tampung Siswa Tak Mampu

VIVAnews - Memperoleh pendidikan adalah hak setiap warga negara, tapi karena sulitnya ekonomi membuat orang tidak berani
menuntut haknya itu. Banyak anak-anak di Subang, Jawa Barat memilih membantu orang tuanya berdagang ketimbang melanjutkan pendidikan.

Kondisi memprihatinkan itu membuat hati seorang pemuda asal dusun Panembing, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cisalak, Subang, miris dan langsung membangun sekolah menampung anak orang miskin. 

"Saya prihatin dan kasihan dengan warga disini. Sesungguhnya mereka mempunyai potensi yang sama dengan anak-anak lainnya," kata Maman Thohaman, pengasuh sekaligus pengajar di Yayasan Pondok Pesantren Alwustho saat bincang-bincang dengan VIVAnews.

Atas dasar itu, Maman Muda yang lulusan Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo itu, berinisiatif mendirikan lembaga pendidikan bagi warga sekitar yang tidak mampu untuk bersekolah di kota yang rata-rata memerlukan biaya.

Sepulangnya dari Gontor, pada 1986, Maman diberi amanat oleh almarhum ayahnya untuk menghidupkan kampung. Karena itu,
diputuskan untuk menerima permintaan almarhum. "Dengan syarat, saya dibuatkan pondok pesantren sebagai “ladang” saya," kata
ayah dari Windi Astuti Fauziah (12), yang biasa dipanggil warga sekitar dengan sebutan Kang Maman ini.

Semenjak itu, kebiasaan anak-anak di desa tersebut yang semula hanya menghabiskan waktu di ladang membantu orang tua, kini mulai berubah.

Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

"Alhamdulillah, animo masyarakat disini dalam hal penddikan sangat tinggi. Ini terbukti, dengan banyaknya warga sekitar yang menyerahkan anaknya kesini," tuturnya.

Hingga kini, lembaga pendidikan yang dipimpinnya, sedikitnya telah meluluskan 300 alumni. Meski terpencil, namun tidak sedikit lulusannya mampu bersaing dengan alumni-alumni lain.

Terbukti, alumni dari Madrasah Tsawnawiyah (setingkat SMP) mampu bersaing dengan alumni lain untuk masuk SMU paforit dibeberapa kota. "Bahkan mereka masuk dalam tiga besar," katamya bangga.

"Selain itu, alumni Madrasah Aliyah (setingkat SMU) kita pun mampu berkompetisi di Universitas-universitas paforit. Beberapa orang alumni kita berhasil menembus UGM Jogjakarta," katanya.

Selain itu, beberapa alumni Al-Wustho juga mampu bersaing di dibeberapa sektor dalam dunia kerja. "Alumni kami juga ada yang ke
TNI, Dosen, PNS, KPU. Tapi memang, jumlah itu sagatlah minim. Kebanyakan alumni lebih memilih menjadi  petani Tradisional di
kampungnya masing-masing," ujarnya.

Demi untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, terkadang sekali-sekali Maman memperoleh bantuan pemerintah. Sebab sejak
semula Maman bercita-cita agar anak-anak dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi. Maka, sejak tahun 1990 sesuai Undang-undang, hanya yang memiliki ijazah yang dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi.

"Maka, kami mendaptarkan (pesantren) agar dikui dan mendapat Ijazah. Sejak saat itu juga, kami mendapatkan bantuan dari Pemerintah," tuturnya.

Sampai saat, santri (murid) yang belajar di pesantren yang berjarak sekitar 20 km dari kota Subang tersebut, tidak hanya sebatas dari
daerah sekitar. Namun juga dari beberapa daerah luar kota Subang, diantaranya Sumedang, Bandung, Ciamis bahkan Jakarta.

Reporter: Inin Nastain | Subang

Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States
Live World Boxing di tvOne, Minggu, 31 Maret 2024, Jam 09.00 WIB

Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne

tvOne akan kembali menayangkan Live Wolrd Boxing akhir pekan ini hari Minggu, 31 Maret 2024 pukul 09.00 WIB LIVE dari T-Mobile Arena Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024