VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga penetapan harga alat kesehatan berupa rontgen ditentukan oleh rekanan yang dtunjuk.
Demikian disampaikan Wakil Ketua bidang Penindakan KPK Chandra Hamzah kepada wartawan, Rabu 25 Februari 2009. "Harga mark up menggunakan anggaran belanja tambahan," kata Chandra di kantornya.
Salah satu pemenang tender, PT Kimia Farma Trading, melakukan subkontrak ke PT Bhineka Husada Raya dan rekana lainnya. Chandra mengatakan, KPK menduga adanya uang 'terima kasih' dari rekanan.
KPK juga menemukan kejanggalan dalam spesifikasi alat yang disediakan para rekanan. Menurut Chandra, spesifikasi alat tersebut biasanya untuk rumah sakit besar. "Spesifikasi alat tidak dibutuhkan untuk daerah terpencil," kata dia.
Kasus pengadaan alat kesehatan berupa rontgen untuk sejumlah puskesmas di daerah tertinggal ini dilakukan pada 2007. Proyek memakan biaya sekitar Rp 19,7 miliar.
Dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat rontgen, negara diduga telah dirugikan sampaiĀ Rp 4,8 miliar.
Pimpinan proyek, Mardiono, diduga telah menggelembungkan harga alat rontgen tersebut. Selain itu, alat rontgen ini juga diduga tidak disalurkan ke daerah-daerah.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul Alawiyyin Bahar bin Smith mengaku telah lapang dada menerima kemenangan Paslon 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebaga
Ernando menjadi sorotan lantaran dia joget di depan Lee Kang Hee. Dia pun meminta maaf atas hal tersebut dan menjelaskan tidak ada niatan untuk mengejek Korea Selatan.
Bingung mau upgrade ke HyperOS atau tidak? Artikel ini membahas 10 alasan penting yang perlu Anda baca sebelum memutuskan. Temukan kelebihan dan kekurangan HyperOS.
Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung
Jatim
32 menit lalu
Menurut Fitriyah, pihaknya melakuakan jemput bola langsung turun ke desa-desa sebagai upaya mempermudah melayani masyarakat. Sekaligus mencapai target UHC 95 persen,
Selengkapnya
Isu Terkini