Saya Tidak Mengkhianati Megawati
VIVAnews - Satu hal yang ingin diklarifikasi Susilo Bambang Yudhoyono kepada Megawati Soekarnoputri adalah soal tuduhan pengkhianatan. Yudhoyono mengaku tak berkhianat, malah dengan jantan mengajukan mundur dari kabinet sebelum berkompetisi dengan Megawati.
"Karena beberapa kali Bu Mega mengatakan seperti ini, lebih baik saya menyatakan seperti ini; proses saya mundur dari pemerintahan dulu sangat jelas," kata Yudhoyono saat diwawancara MetroTV dalam acara bertajuk "Akhirnya SBY Bicara", Rabu 25 Februari 2009.
"Permohonan (mundur) saya melalui surat-surat, menelepon ke ajudan beliau, untuk saya bisa diterima, untuk saya bisa menyampaikan sesuatu yang prinsip selaku tugas saya sebagai Menko Polkam waktu itu. (Namun) sampai saat-saat terakhir, tertutup saluran komunikasi itu," kata Yudhoyono.
Akhirnya Yudhoyono berpendapat, lebih baik tidak usah bertahan dalam pemerintahan yang mana komunikasinya dengan pemimpin kabinet tak lagi berjalan. "Saya mengalah, lebih baik saya mundur daripada pemerintahan akan terganggu," kata Yudhoyono.
"Andai kata saya tidak harus mundur dari pemerintahan, karena Bu Mega bersedia menerima saya berkomunikasi, menjadi tugas saya untuk membantu beliau sampai akhir masa jabatan beliau," ujar Yudhoyono kepada wartawati MetroTV Najwa Shihab.
"Jadi kalau dikatakan menusuk dari belakang, itu sudah terlalu jauh. Berkhianat itu sudah character assasination," lanjutnya. "Menusuk itu sulit dimengerti. Saya jadi presiden melalui Pemilu. Saya bukan siapa-siapa, sangat mungkin saya kalah waktu itu. Jalan yang saya lalui waktu itu terang, sampai saya mendapat amanat rakyat jadi presiden."