Tarif Rendah, Perhiasan RI Terobos Dubai

VIVAnews - Rendahnya tarif bea masuk impor membuat perhiasan dan emas Indonesia dengan mudah melenggang masuk ke Dubai, Uni Emirat Arab  dan Timur Tengah. Untuk produk emas dan perhiasan mutiara, UEA memberlakukan tarif bea masuk masing-masing sebesar 0,3 persen dan 5 persen. Sedangkan untuk produk berlian, malah bebas tarif.

"Oleh karena itu, pemerintah akan meningkatkan penetrasi ke pasar perhiasan di negara-negara itu," kata Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional Departemen Perdagangan Bachrul Chairi seperti dikutip dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews, Kamis, 26 Februari 2009.

Menurut Bachrul, perhiasan berada dalam urutan ketiga dari sepuluh komoditas ekspor terbesar Indonesia ke UEA dalam setahun terakhir ini. Hingga Oktober 2008, data Departemen Perdagangan menyebutkan ekspor perhiasan ke Dubai senilai US$ 40,3 juta, sedangkan ekspor perhiasan Indonesia ke dunia senilai US$ 840,8 juta.

Pada tahun 2007, Indonesia tercatat sebagai pemasok kedelapan perhiasan ke Dubai dengan pangsa 3,6 persen. Sedangkan pemasok utamanya, kata Bachrul, adalah India (24,5 persen), Malaysia (23,9 persen), Italia (11,5 persen), Singapura (8 persen), dan Hongkong (5 persen).

Sementara itu, impor Dubai untuk produk mutiara (HS 71012200) pada  tahun 2007 tercatat sebesar 740 kg dengan nilai US$ 3,8 juta atau meningkat sebesar 68,5 persen dibandingkan tahun 2006. Pemasok utamanya adalah Hongkong (47,4 persen), RRT (20,7 persen), Jepang (17 persen), Australia (4,5 persen), dan India (4,1 persen). Untuk produk ini, Indonesia juga menduduki peringkat kedelapan dengan pangsa 1,1 persen.

Meski Dubai memiliki pasar domestik yang relatif kecil untuk produk perhiasan, menurut Bachrul, negara tersebut justru mengimpor perhiasan dalam jumlah yang besar. "Hal ini disebabkan Dubai adalah negara re-ekspor (mengekspor kembali) yang memiliki pangsa pasar ke berbagai negara," katanya.

Selain itu, Dubai juga memiliki konsumen lokal dan turis yang berbeda-beda seleranya. "Untuk turis yang sebagian besar dari Eropa yaitu sekitar 7 juta orang, lebih menyukai produk model light disain dengan lapisan emas putih 18 karat dan berlian dengan ukuran kecil," kata Bachrul. Sedangkan turis dari India, Pakistan, dan negara sekitarnya memiliki selera desain model India dan Asia berupa perhiasan emas 22 karat dan memiliki ukuran yang besar.

Sementara itu, konsumen lokal (Arab) cenderung menyukai desain perhiasan bermotif Arab yang berukuran besar dan rumit yang dilapisi dengan emas 21 karat.

Permintaan produk perhiasan meningkat pada saat hari raya keagamaan seperti Idul Fitri, Hari Raya Hindu dan Kristen, dan Dubai Shopping Festival yang berlangsung dari bulan Januari hingga Februari, serta periode perkawinan di India pada bulan September hingga November.

Untuk itu, pemerintah mengagendakan beberapa program promosi dan perluasan pasar. "Sejalan dengan program Tahun Indonesia Kreatif 2009, Departemen Perdagangan akan mengintensifkan promosi dan perluasan pasar perhiasan di Dubai, dengan mengadakan pameran produk perhiasan minimal dua kali, melakukan kunjungan misi dagang, dan promosi aktif melaui fasilitasi Indonesia Trade Promotion Center," kata Bachrul.

Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?
PO Bus Borlindo

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta

Sopir bus bernama Satir Tajuddin sempat viral karena mengajak seluruh penumpang makan di rumah mertuanya saat hari lebaran. Kini, Satir dikabarkan mendapat banyak donasi.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024