Ulasan Pasar

Gerak IHSG Masih Fluktuatif

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan pelemahan dan mengarah ke level support berikutnya.

KPK Ungkap Background Pejabat Pemilik Aset Kripto Miliaran

Penurunan IHSG lebih lanjut dalam arah yang lebih fluktuatif menuju level 1.255 dan melanjutkan downtrend channel yang terpola sejak awal 2009. Sementara itu, resistance IHSG di level 1.320.

Pengamat pasar modal, David Cornelis, mengatakan, IHSG diharapkan tidak tergerus jauh ke bawah menuju 1.250, melainkan menguat di atas level 1.300. "Kondisi ini akan membuat IHSG kembali on the track, sehingga tidak masuk dalam zona bearish di bawah 1.260," kata David dalam analisisnya yang diterima VIVAnews, akhir pekan ini.

Menurut dia, sentimen negatif masih menerjang berbagai bursa dunia, termasuk IHSG. Bursa Wall Street yang juga menjadi barometer bursa dunia berada di level terendah dalam 11 tahun (Mei 1997), dipicu kekhawatiran bakal memburuknya ekonomi dan laporan kinerja emiten yang lebih buruk dari perkiraan sebelumnya. Bursa Asia juga melemah dan mencapai titik terendahnya dalam lima tahun.

Investor, dia melanjutkan, menjadi semakin skeptis dan apatis, terlebih atas rilis data ekonomi AS seperti penjualan rumah baru, pengangguran, dan permintaan barang tahan lama yang masih menunjukkan penurunan.

Pemerintah AS juga mengajukan tambahan dana talangan (bailout) sebesar US$ 750 miliar. Pertumbuhan ekonomi AS masuk dalam level kontraksi terdalam sejak 1982. "Di Asia, pertumbuhan ekonomi juga telah mengalami kontraksi," ujarnya.

Sementara itu, tanpa intervensi Bank Indonesia (BI), belum ada faktor fundamental jangka pendek yang dapat membuat nilai tukar rupiah menguat. Bahkan, nilai tukar rupiah cenderung melemah di saat faktor eksternal, yaitu penguatan dolar AS masih dominan.

IHSG masih cenderung mendatar (sideways) dalam downtrend channel, karena tidak ada berita maupun katalis positif yang dapat memunculkan kepercayaan investor untuk melakukan pembelian. Kondisi tersebut akan menyebabkan perdagangan berjalan sangat lamban dan mengarah turun.

Menyongsong angka inflasi dan BI rate yang akan diumumkan pekan depan, pergerakan IHSG akan cenderung berlawanan arah dengan bursa regional maupun global. Selama kurang lebih tiga bulan terakhir, IHSG bergerak konsolidasi di tengah pergerakan Wall Street yang terus melemah.

Secara teknis, IHSG dalam dalam masa transisi dari zona konsolidasi ke downtrend channel (zona bearish). "Market sangat fluktuatif dengan likuiditas yang rendah," kata dia.

Sentimen negatif yang datang silih berganti membuat investor tidak percaya diri dan menahan transaksi saham. Volume dan likuiditas pasar juga minim, karena pelaku pasar tidak ingin menambah eksposur negatif di tengah bursa yang masih beraroma bearish dengan risiko likuiditas.

Saat ini bursa menjadi ajang spekulasi jangka pendek, sehingga menciptakan pola transaksi yang sempit. "Ini adalah wait and see game hingga nanti ada katalis positif yang mendobrak trading range 1.280-1.350 ke arah penguatan," tuturnya.

Saham-saham yang masih dapat dicermati adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet
Brigade al-Quds Brigade Tulkarm, Mohammad Jaber atau Abu Shujaa

Dikira Tewas oleh Israel, Komandan Al Quds Abu Shujaa Tiba-tiba Muncul di Pemakaman

Komandan kelompok bersenjata Palestina Al-Quds, Brigade Tulkarm di Tepi Barat, Abu Shujaa yang diberitakan telah terbunuh oleh pihak Israel pekan lalu, tiba-tiba muncul.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024